Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Aktif Lagi di Partai, Wapres Nilai Tak Bisa Dilarang

Kompas.com - 30/01/2018, 17:22 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas para menteri di partai politik kian meningkat. Bahkan Presiden Joko Widodo mengizinkan para menterinya untuk masuk ke dalam kepengurusan partai.

Menyikapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa meningkatnya aktivitas para menteri di partai politik merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan.

"Ya otomatis saja kan, faktor keadilan. Begitu ada yang boleh tentu yang lain juga tentu tidak bisa dilarang lagi," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Menurut Kalla, meningkatnya aktivitas para menteri di partai politik tidak bisa dihindari lantaran tahun 2018 adalah tahun politik.

Sementara 2019 akan ada pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

Bahkan, tutur Kalla, menteri yang tadinya tidak aktif, kembali aktif di partai politik jelang Pemilu.

(Baca juga: Perwira Polri yang Ditunjuk Jadi Penjabat Gubernur Akan Rangkap Jabatan)

Bahkan bukan tidak mungkin ada menteri yang ikut mencalonkan diri sebagai anggota DPR nantinya.

Diakui Wapres, aktifnya para menteri berpolitik tentu akan sedikit menganggu waktu kerja di kabinet.

Namun dari sisi kinerja, Kalla yakin tidak akan terganggu karena kementerian dijalankan tidak hanya oleh satu orang.

"Kami jujur itu dengan mulai aktif di partai secara jujur waktunya tentu berkurang tetapi secara kinerjanya saya kira enggak terlalu ( berpengaruh)," kata Kalla.

"Karena yang bekerja kan banyak ada Dirjen-Dirjen bukan hanya menterinya saja, tetapi dia yang memimpin itu (kementerian)," sambung Wapres.

Kompas TV Keputusan presiden Joko Widodo untuk membiarkan dua menterinya rangkapnya jabatan di partai politik mengundang berbagai komentar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com