JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir sebulan kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih belum terungkap. Penyerangnya, yang diduga kuat berjumlah dua orang, masih berkeliaran.
Meski dibantah, polisi seakan kesulitan menemukan titik terang di kasus ini.
Seiring dengan itu, muncul desakan Presiden Joko Widodo membentuk tim khusus untuk mengusut perkara ini.
Tim diminta langsung berada di bawah kendali Presiden demi independensi dan kecepatan.
(Baca: Kondisi Mata Novel Baswedan Membaik)
Lantas, apa respons Istana atas desakan tersebut? Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo menjawab desakan itu dengan nada normatif.
"Presiden Jokowi telah memerintahkan Kapolri untuk menuntaskan dan mencari pelaku kejahatan kepada penyidik KPK Novel Baswedan," ujar Johan melalui pesan singkat, Senin (8/5/2017).
Khusus soal desakan membentuk tim khusus di bawah Presiden, Johan tidak menjawabnya.
Penyidik Polda Metro Jaya, Sabtu (6/5/2017) yang lalu, dikirim ke Singapura.
(Baca: Ingin Minta Keterangan, Polisi Temui Novel Baswedan di Singapura)
Mereka diutus untuk meminta keterangan Novel yang saat ini tengah dirawat di Singapura.
Sebab, sejak kejadian 11 April 2017, penyidik polisi belum meminta keterangan Novel. Penyidik akan menggali kronologis kejadian.
"Kami ingin menggali lagi. Mungkin dia ingat wajahnya seperti apa, kendaraannya seperti apa. Setelah itu kami kembangkan lagi," ujar Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.
Penyidik juga akan menggali informasi pendapat Novel soal kemungkinan siapa pihak yang berpotensi melakukan penyerangan atas dirinya.