Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Bos Kernel di Singapura, Rudi Bahas Bisnis

Kompas.com - 26/08/2013, 20:17 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Kernel Singapura Widodo Ratanachaithong disebut pernah mengadakan pertemuan dengan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Rudi Rubiandini. Pertemuan tersebut berlangsung dua kali di Singapura.

"Pak Wid secara jelas mengatakan bahwa betul dia pernah bertemu dua kali dengan Pak Rudi di Singapura," kata Junimart Girsang selaku pengacara Simon G Tanjaya, petinggi PT Kernel Indonesia di Jakarta, Senin (26/8/2013).

Dia melanjutkan, pertemuan antara Widodo dengan Rudi yang berlangsung di Singapura tersebut membahas prospek bisnis PT Kernel di Indonesia. Junimart membantah adanya pertemuan antara kliennya dengan Rudi yang juga dihadiri Widodo. Menurut Junimart, kliennya tidak pernah mengenal apalagi bertemu dengan Rudi.

"Bahas masalah umum, prospek bisnis di Indonesia saja. Yang pasti begini, Pak Simon secara jelas mengatakan tidak kenal Rudi. Masalah Pak Simon di luar atau di belakang, kita enggak tahu, beliau tidak pernah pertemu dengan Rudi," ujarnya.

Nama Widodo mencuat belakangan ini setelah dia bicara dalam suatu acara di stasiun televisi swasta di Indonesia beberapa waktu lalu. Widodo tak membantah memberikan 700.000 dollar AS kepada Deviardi alias Ardi yang kini juga telah berstatus tersangka kasus dugaan suap di SKK Migas. Adapun Ardi adalah pelatif golf Rudi. Namun menurut Widodo, uang 700.000 dollar AS tersebut merupakan uang yang dititipkan Ardi kepadanya. Tidak ada keterkaitan uang ini dengan Rudi.

Senada dengan Widodo, Junimart mengungkapkan bahwa uang 700.000 dollar AS yang diberikan kepada Deviardi itu berasal dari kas PT Kernel Singapura maupun PT Kernel Indonesia. Menurut Junimart, uang tersebut diberikan ke Deviardi dalam dua tahap, yaitu senilai 300.000 dollar AS pada tahap pertama, kemudian 400.000 dollar AS pada tahap kedua.

Dia mengatakan, sekitar lima hari sebelum Lebaran, Widodo menelepon Simon dan memintanya untuk menyerahkan uang 300.000 dollar AS kepada Deviardi. Uang itu, diambil dari kas Kernel Indonesia yang nantinya akan diganti oleh Kernel Singapura.

Berbeda dengan yang pertama, uang kedua senilai 400.000 dollar AS, tidak diambil dari kas PT Kernel Indonesia. Junimart mengatakan, uang 400.000 dollar AS itu ditransfer langsung dari Singapura ke Simon, kemudian Simon menyerahkannya kepada Ardi.

Dia juga mengungkapkan, Widodo berperan memperkenalkan Simon kepada Ardi. Keduanya berkenalan di kantor Widodo di Jakarta sekitar 2011. Sementara hubungan Widodo dengan Ardi, menurutnya, sudah cukup dekat. Kedua pria ini sering bertemu baik di Singapura maupun Indonesia.

Dalam kasus ini, Rudi dan Deviardi diduga menerima uang suap 700.000 dollar AS dari Simon terkait kegiatan hulu minyak dan gas. Baik Rudi, Deviardi, maupun Simon, kini berstatus sebagai tersangka KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com