Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Kompas.com - 21/06/2024, 22:56 WIB
Syakirun Ni'am,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan pihaknya telah menyadap lebih dari 500 handphone (Hp) untuk melakukan operasi tangkap tangan (OTT).

Namun, dari ratusan ponsel itu penyelidik tidak berhasil menemukan pejabat yang melakukan transaksi tindak pidana korupsi.

Pernyataan tersebut Alex sampaikan ketika dimintai tanggapan apakah pihaknya akan gencar menggelar OTT untuk memperbaiki citra KPK yang terburuk berdasarkan Survei Litbang Kompas.

“Faktanya itu sekarang lebih dari 500 loh nomor Hp yang kita sadap itu kan, berapa puluh penyelenggara pejabat negara kita sadap, zonk isinya. Kan gitu kan,” ujar Alex saat ditemui awak media di Tebet, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Baca juga: Pimpinan KPK Sebut OTT Hiburan Agar Masyarakat Senang

Alex mengatakan, penyadapan yang hanya menunggu waktu untuk OTT tak ubahnya menanti pejabat yang sial atau apes.

Orang tersebut merupakan pejabat yang membicarakan korupsi melalui telepon.

“Kan hanya menunggu orang duduk yang kemudian ngomong secara vulgar di dalam hpnya itu, entah dengan bahasa isyarat atau apa dia akan terima duit,” tutur Alex.

Namun, belakangan KPK semakin sulit menemukan pejabat semacam itu. Sebab, para koruptor mempelajari cara KPK melakukan OTT.

Teknik penyidik itu terungkap di persidangan kasus korupsi yang dibongkar melalui OTT.

“Mereka juga belajar. Lebih hati-hati,” ujar Alex.

Baca juga: Balasan Menohok KPK Usai Disebut Luhut OTT Kampungan

Karena itu, kata Alex, KPK juga harus mengubah teknik penyelidikan dan penyidikan.

Saat ini, pihaknya fokus menangani perkara dengan potensi kerugian yang besar dan pemilihan aset yang tinggi.

“Itu terjadinya di mana? Di BUMN, di lembaga-lembaga instansi pemerintahan dengan anggaran tinggi. Itu yang kita fokus ke sana,” kata Alex.

Mantan Hakim Pengadilan Tipikor itu membantah OTT KPK semakin sedikit karena terdapat pernyataan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam banyak kesempatan Luhut menyatakan tidak setuju KPK menggelar OTT karena berdampak buruk pada citra pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akomodir Putusan MA, KPU Beri Karpet Merah Kaesang Maju Pilkada 2024

Akomodir Putusan MA, KPU Beri Karpet Merah Kaesang Maju Pilkada 2024

Nasional
Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Menilai Polri Belum Bertugas Sesuai Visi Presisi

Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Menilai Polri Belum Bertugas Sesuai Visi Presisi

Nasional
KPK Bantah Kasus Harun Masiku Politis dan 'Musiman'

KPK Bantah Kasus Harun Masiku Politis dan "Musiman"

Nasional
Kala Zulkifli Hasan Sindir 'Tukang Ngomel' Ciri 'Mental Kalah'...

Kala Zulkifli Hasan Sindir "Tukang Ngomel" Ciri "Mental Kalah"...

Nasional
Ketika Zulhas Balas Komentar Mahfud soal Indonesia Emas...

Ketika Zulhas Balas Komentar Mahfud soal Indonesia Emas...

Nasional
Survei Litbang Kompas: Polri Diharapkan Lebih Adil dan Tegas

Survei Litbang Kompas: Polri Diharapkan Lebih Adil dan Tegas

Nasional
PAN Dukung 8 Kandidat di Pilkada Serentak 2024

PAN Dukung 8 Kandidat di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Survei Litbang Kompas: Citra Positif Polri Naik, 73,1 Persen Responden Beri Nilai Positif

Survei Litbang Kompas: Citra Positif Polri Naik, 73,1 Persen Responden Beri Nilai Positif

Nasional
Lewat #BerbagiMusik, Dompet Dhuafa Gandeng J-Rocks dan Kopi Bajawa Flores Bagikan 30 Kado Yatim di Bogor

Lewat #BerbagiMusik, Dompet Dhuafa Gandeng J-Rocks dan Kopi Bajawa Flores Bagikan 30 Kado Yatim di Bogor

Nasional
5 Fakta Operasi Besar Prabowo: Cedera Kaki karena Terjun Payung hingga Siap Beraktivitas

5 Fakta Operasi Besar Prabowo: Cedera Kaki karena Terjun Payung hingga Siap Beraktivitas

Nasional
Akomodir Putusan MA soal Batas Usia, Langkah KPU Tak Sejalan dengan Konstitusi

Akomodir Putusan MA soal Batas Usia, Langkah KPU Tak Sejalan dengan Konstitusi

Nasional
Ironi, Pekerja Migran Indonesia Bantu Ekonomi Hong Kong tapi Dibayar Murah

Ironi, Pekerja Migran Indonesia Bantu Ekonomi Hong Kong tapi Dibayar Murah

Nasional
Pemerintah Fokus Pulihkan PDN, Wapres: Siapa yang Disalahkan Itu Nanti

Pemerintah Fokus Pulihkan PDN, Wapres: Siapa yang Disalahkan Itu Nanti

Nasional
HUT Bhayangkara, Jokowi Minta Polri Selalu Layani Masyarakat Sepenuh Hati

HUT Bhayangkara, Jokowi Minta Polri Selalu Layani Masyarakat Sepenuh Hati

Nasional
Siang Ini, Pihak Hasto Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

Siang Ini, Pihak Hasto Gugat Penyidik KPK ke PN Jakarta Selatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com