Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Residu Pilpres di Balik Wacana Pengusungan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta

Kompas.com - 19/06/2024, 15:57 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyinggung soal pengulangan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang mungkin terjadi di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta jika sejumlah partai politik (parpol) yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran mendukung Ridwan Kamil.

Menurut Dedi, residu pilpres tersebut terjadi buntut rivalitas terhadap sosok Anies Baswedan yang belakangan menyatakan siap maju kembali di Pilkada Jakarta 2024.

Hal itu terlihat dari sikap Partai Gerindra yang malah mendukung Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil ketimbang kadernya sendiri di Pilkada Jakarta.

Padahal, Dedi menyebut, Gerindra memiliki sejumlah nama potensial yang mungkin dijagokan seperti Ahmad Riza Patria, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo, dan Budisatrio Djiwandono. Meskipun, secara popularitas kurang sedikit menonjol.

Demikian juga, Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusulkan nama Ridwan Kamil untuk maju sebagai calon gubenur (cagub) Jakarta usai Anies menyatakan kesiapan maju kembali di Pilkada Jakarta.

Baca juga: Menanti Keputusan Golkar: Relakan Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta atau Jaga Elektoral di Jabar untuk 2029

“Kenapa justru kemudian mereka mengajukan nama di luar kader Gerindra? Besar kemungkinan karena mereka melihat faktor rivalitas. Kalau rivalitas itu muncul ke Anies baswedan, maka sejauh ini memang tidak ada tokoh (Gerindra) yang dalam tanda kutip sebanding secara elektoral dengan Anies,” kata Dedi dalam program Obrolan Newsroom dengan Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Atas dasar itu, dicari sosok yang memiliki elektabilitas lebih baik untuk menandingi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Padahal, menurut Dedi, potensi Anies ataupun calon lain yang akhirnya diajukan Gerindra bersama PAN dengan Golkar tetap 50:50. Bahkan, dia menyebut Anies juga bisa terkalahkan oleh koalisi partai yang solid.

Mengingat, Anies hanya menang tipis dari Prabowo pada Pilpres 2024 di Jakarta. Pasangan Anies-Muhaimin mendapatkan 2.653.762 suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 2.692.011 suara.

“Sumbangan suara parpol di Jakarta terhadap suara Prabowo itu tidak terlalu jauh, dengan kondisi itu saya kira sepanjang yang mengusung lawan Anies Baswedan itu adalah koalisi yang solid, tetap KIM (Koalisi Indonesia Maju) misalnya, mereka mengusung siapa saja itu sebetulnya sudah cukup kuat untuk menghadapi Anies,” ujar Dedi.

Baca juga: Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Oleh karena itu, dia berpandangan, nuansa pilpres di Pilkada Jakarta muncul hanya karena kekhawatiran berlebih sejumlah elite politik terhadap sosok Anies Baswedan yang hanya kalah tipis dari Prabowo di Pilpres 2024.

Kekhawatiran tersebut terkait narasi yang mungkin dimunculkan bahwa kekalahan Anies karena terjadi kecurangan pada pemilihan umum (pemilu) yang dikuatkan dengan adanya putusan dissenting opinion (pendapat berbeda) dari tiga hakim konstitusi yang menyidangkan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

“(Mereka berpikir) keyakinan publik di Jakarta merasa Anies kemarin dicurangi maka sekarang harus diupayakan untuk menang. Itu mungkin dikhawatirkan oleh lawan Anies sehingga mereka betul-betul akan menghadapi Anies itu bahkan lebih kuat, persiapannya lebih baik dibandingkan saat Pilpres 2024,” kata Dedi

Sebagaimana diketahui, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Gerindra akan mengusung kader sendiri untuk berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Namun sebelumnya, Dasco juga telah melakukan tes ombak dengan menggunggah poster Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono dengan tulisan “Untuk Jakarta 2024”.

Hanya saja, wacana tersebut nampaknya kandas karena Budi Djiwandono menegaskan bahwa dia tetap akan berjuang di Parlemen sebagaimana arahan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.

Sementara itu, Partai Golkar sepertinya belum bisa melepas Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta. Sejumlah pertimbangan pun diungkapkan beberapa elite hingga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Menurut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, hasil survei Ridwan Kamil tidak menempati posisi tertinggi jika berlaga di Pilkada Jakarta.

Oleh karenanya, Doli menyebut bahwa Golkar masih tetap menginginkan Ridwan Kamil sebagai petahana tetap maju di Pilkada Jabar. Sebab, potensi menangnya justru sangat tinggi.

Baca juga: Anies Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Kaesang Dinilai Bisa Jadi Lawan yang Cukup Berat

“Ketimbang misalnya di Jakarta, kita sama sekali belum tahu petanya gimana, yang maju belum tahu siapa, terus juga dari surveinya Pak Ridwan Kamil justru ke-3,” kata Doli pada 16 Juni 2024.

Sementara itu, Airlangga sempat mengatakan bahwa Golkar masih melakukan kalkulasi hingga melakukan pembicaraan dengan ketua umum partai politik lainnya terkait potensi Ridwan Kamil maju di Pilkada 2024.

Dia hanya menegaskan bahwa Ridwan Kamil adalah kader Partai Golkar. Oleh karenanya, pasti akan mendengarkan pertimbangan partai serta keputusan para ketua umum partai pendukung.

“Jadi, tentu Pak Ridwan Kamil akan mendengar pertimbangan yang ada, dukungan dari parpol, dan tentu akan ada kesepakatan antar ketua umum,” ujar Airlangga pada 17 Juni 2024.

Golkar diketahui memang memberikan dua mandat kepada Ridwan Kamil, yakni untuk Pilkada Jawa Barat dan Pilkada Jakarta.

Baca juga: PAN Usulkan Duet Ridwan Kamil-Kaesang pada Pilkada Jakarta meski Jokowi Disebut Tak Setuju

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com