Semenit berselang, salah satu prajurit mencoba melihat dari jendela.
“Kemudian melihat Lettu Laut Eko sudah dalam keadaan bersimbah darah dengan posisi tubuh bersandar pada dinding ruangan,” ujar Endi.
Didapati senapan serbu SS-2 V1 produksi PT Pindad tersandar dengan posisi popor di atas paha sebelah kanan Eko.
Para prajurit pun mendobrak pintu dan segera membawa Eko ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai.
“Lettu Eko yang saat itu masih dalam keadaan hidup atau benyawa. Jadi saat itu masih hidup,” ujar Dankormar.
Kemudian, pada pukul 13.15, Lettu Laut Eko tiba di RSUD Dekai dan langsung mendapatkan penanganan medis oleh dokter jaga.
Pada pukul 14.00, dokter jaga RSUD Dekai menyampaikan bahwa nyawa Lettu Laut Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Hasil penyelidikan dari Marinir TNI AL, Eko tewas setelah melepaskan tembakan dari kepala sebelah kanan tembus kepala kiri atas.
Endi menyebutkan, senapan yang dipakai untuk bunuh diri sudah berada di ruangan kesehatan sebelumnya.
“Senjata sudah ada di dalam ruangan. Dokter tidak dibekali dengan pistol. Dokter hanya membawa senapan. ‘Kenapa kok kalau bunuh diri pakai senapan? Kok enggak pakai pistol saja gampang?’ Beliau tidak memegang pistol,” tutur Endi.
Baca juga: Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...
Sebelumnya, keluarga Eko menaruh kecurigaan atas tewasnya Eko lantaran terdapat dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko.
"Kami diberitahu kalau Lettu Eko meninggal karena bunuh diri. Kami merasa hal ini sangat janggal karena TNI AL sangat cepat mengambil kesimpulan tanpa autopsi atau penyelidikan hukum," kata kakak kandung Eko, Dedi Pranajaya (39) di Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/5/2024), dikutip dari Kompas.id.
Eko seharusnya sudah kembali ke satuan asalnya. Namun, pada 27 April 2024, keluarga menerima kabar tak enak yang menyebut Eko meninggal karena bunuh diri.
Selanjutnya, pihak keluarga menerima jenazah Eko di Medan pada 29 April 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.