Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Beban Petugas Pemilu pada 2029, Jangan Ada Lagi Korban

Kompas.com - 21/02/2024, 06:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Firmansyah (20) kaget saat membayar tagihan kopi yang ia beli untuk menemani kerja para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 50, RW 04 Petamburan, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024) dini hari.

Si Ketua KPPS tersentak: jumlah tagihan kopi itu melebihi anggaran. Padahal, segelas kopi di warung itu dibanderol hanya Rp 4.000.

"Awalnya pesan saja dulu kan kopi ke warung, tahu-tahu pas mau bayar tagihannya Rp 200.000," ujar Firmansyah kepada Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Ia mengaku hanya bisa geleng-geleng dan tertawa karena timnya kalap membeli kopi hingga 8-10 gelas per orang demi menahan kantuk saat bertugas mengawal penghitungan suara hingga subuh.

Padahal, KPPS di TPS itu sudah bersiasat menghemat energi selama penghitungan suara berlangsung: tidur bergiliran di atas meja TPS yang tak terpakai.

Beban berat yang dialami Firmansyah cs boleh jadi jenaka. Namun, di berbagai wilayah lain, kisah petugas KPPS justru diiringi lara dan duka.

Di salah satu TPS di Serpong, Pamulang, dan Pondok Aren, Tangerang Selatan, sedikitnya 4 petugas KPPS dan 1 petugas linmas pingsan mengawal penghitungan suara.

Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, satu anggota KPPS mengalami gangguan kejiwaan yang dipengaruhi oleh gangguan tidur karena beban kerja.

"Kelelahan karena 3 hari tidak bisa tidur," kata psikiater RSUD Sumbawa, Komang Triyana Arya, Jumat (16/2/2024).

Kematian turun drastis, tapi masih "terlalu banyak"

Ketua KPU Hasyim Asy'ari, KSP Moeldoko, hingga Menkes Budi Gunadi Sadikin menggelar jumpa pers di kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (19/2/2024). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Ketua KPU Hasyim Asy'ari, KSP Moeldoko, hingga Menkes Budi Gunadi Sadikin menggelar jumpa pers di kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Berdasarkan data yang dihimpun KPU dan Bawaslu dalam rentang 14-18 Februari 2024, total 71 petugas pemilu dari sisi KPU dan 13 dari sisi Bawaslu tutup usia dalam menjalani tugas.

Tak hanya itu, sebanyak 4.567 petugas pemilu dari sisi KPU dan 1.322 dari sisi Bawaslu jatuh sakit dan mengalami perawatan.

Jumlah korban wafat turun signifikan dibandingkan tragedi Pemilu 2019--ketika itu sedikitnya 894 petugas pemilu gugur--tetapi pemerintah menganggap ini bukan pencapaian.

"Kisarannya 16 persen dari pemilu yang sebelumnya. Kami pemerintah, khususnya kami di Kementerian Kesehatan melihat satu nyawa saja buat kami sudah sangat banyak," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers, Senin (19/1/2024).

Baca juga: Angka Kematian Petugas Pemilu Turun Drastis, Menkes: Satu Nyawa Tetap Terlalu Banyak

"Ada banyak masyarakat yang berduka. Kami berpikir bagaimana caranya bisa enggak kita turun lebih banyak lagi, kalau bisa tidak ada yang meninggal karena nyawa itu terlalu berharga," ujarnya.

Berangkat dari tragedi 2019, KPU coba menempuh beberapa terobosan untuk menekan beban kerja petugas pemilu, wabilkhusus petugas KPPS.

Misalnya, memberi batasan usia petugas KPPS maksimum 55 tahun, berkaca pada Pilkada Serentak 2020.

KPU juga kini membolehkan formulir C.Hasil di TPS tak disalin manual, melainkan difotokopi untuk digandakan bagi saksi dan pengawas TPS.

Setiap KPPS juga diberi bimbingan teknis, tak lagi hanya dua orang seperti Pemilu 2019 yang mengorbankan 894 petugas pemilu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com