Anis mengaku tidak bosan menjelaskan hal itu secara terus menerus ke masyarakat agar umat memiliki pengetahuan kesadaran keagamaan dan politik.
Partai politik, menurutnya, harus memimpin gerakan pencerahan pemikiran di tengah masyarakat.
“Partai politik harus menjadi public educator yang melakukan pembaharuan pemikiran,” ungkapnya.
Dia mengatakan, semua pihak harus menjalankan langkah-langkah itu karena umat perlu peta jalan kebangkitan, bukan provokasi.
Lebih lanjut, Anis mengatakan, saat ini di masyarakat tumbuh kesadaran keagamaan yang kuat.
Baca juga: Gelora Talks: Narasi Pemakzulan Jokowi adalah Upaya Tahan Elektabilitas Prabowo-Gibran
Pada saat yang sama, ada juga semangat dan keinginan keterlibatan dalam aktivitas politik yang luar biasa sehingga umat Islam Indonesia mudah untuk dimobilisasi.
“Sekarang kita tidak bisa lagi memisahkan lagi antara agama dan negara, antara Islam dan politik. Artinya, soal sekularisasi di Indonesia ini sudah selesai,” katanya.
Masyarakat dalam memandang politisi sekarang, kata Anis, harus religius karena umat ingin agar agenda mereka diperjuangkan.
Dengan demikian, tuntutan menyatukan agama dan negara itu menjadi satu hal yang tidak bisa dipisah-pisah lagi.
Menurutnya, tingkat kesadaran dan kemajuan kognitif di tengah masyarakat Islam sekarang luar biasa.
Baca juga: Partai Gelora Gelar Dialog Keumatan, Paparkan Program dan Agenda Keumatan Prabowo-Gibran
“Sayangnya, tingkat pengetahuan keislaman masyarakat kita masih rendah, terutama di kalangan masyarakat bawah,” katanya.
Akibatnya, terjadi kesenjangan antara pengetahuan agama dan tuntutan keterlibatan dalam politik, hal Ini yang menyebabkan, masyarakat gampang diprovokasi.
Dengan adanya provokasi, keterlibatan umat Islam dalam politik terlihat hanya sekadar emosional, seperti dalam mendukung dan menolak calon presiden (capres) tertentu dalam setiap pemilihan presiden (pilpres).
“Umat jadinya gampang kena provokasi dan gampang dibuat bertengkar dengan sesama," ujarnya.
Anis menilai, meski Pemilu 2024 ini lebih bagus dan polarisasi sangat rendah karena ada tiga calon, sifat emosionalnya masih ada.
Dia berharap, para pemimpin umat dan pemimpin politik dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat yang dinilai masih belum memiliki pemahaman agama yang cukup baik.
“Jadi semangat kesadaran beragama yang tinggi dan untuk terlibat juga yang tinggi secara politik perlu diberikan peta jalan kebangkitan kepada umat agar umat tidak gampang diprovokasi lagi,” katanya.
Adapun Diskusi Keumatan tersebut dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar yang juga calon legislatif (caleg) DPR RI daerah pemilihan (dapil) Jabar VI Bekasi dan Depok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.