Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Pernyataan Kontroversial Prabowo Saat Kampanye Pilpres 2024

Kompas.com - 11/01/2024, 11:29 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial dalam masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Pernyataan kontroversial itu tidak disampaikan Prabowo pada ajang debat capres.

Akan tetapi, sejumlah pernyataan kontroversial itu disampaikan Prabowo saat melakukan kampanye terbuka di hadapan para pendukungnya.

Berikut ini deretan pernyataan kontroversial Prabowo dalam masa kampanye Pilpres 2024 yang dirangkum Kompas.com:

Baca juga: Istana Pastikan Cuti Prabowo untuk Kampanye Sudah Disetujui

1. "Ndasmu etik"

Pernyataan kontroversial Prabowo di masa kampanye yang menjadi sorotan adalah selepas debat pertama Pilpres 2024 yang digelar pada 12 Desember 2023.

Dalam debat itu capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat melontarkan pertanyaan tentang perasaan Prabowo yang bisa berpasangan dengan Gibran dengan landasan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres-cawapres yang kontroversial dan melanggar kode etik.

Apalagi pengambil keputusannya yakni Hakim Konstitusi Anwar Usman, yang juga merupakan paman Gibran sekaligus adik ipar Presiden Joko Widodo, dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat terkait keputusan itu.

Prabowo kemudian, tanpa menyebut nama, memberikan tanggapan atas pertanyaan Anies dalam debat pertama Pilpres dalam sebuah forum internal Partai Gerindra. Peristiwa yang direkam itu kemudian beredar di media sosial.

Baca juga: Prabowo: Rakyat Tak Bisa Dibohongi, walau Ada yang Kasih Saya Nilai 11 dari 100!

"Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik, etik. Ndasmu etik (etik kepalamu)," kata Prabowo dalam acara 'Konsolidasi Nasional Partai Gerindra' di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (15/12/2023), seperti dalam video viral tersebut.

Terkait video ucapan "ndasmu etik" tersebut, Prabowo mengatakan hal itu disampaikan dalam pembicaraan bersama keluarga atau internal Partai Gerindra.

"Itu di antara keluarga kita bicara dan itu kan bicara orang Banyumas biasalah bicara-bicara begitu," ucap Prabowo, Minggu (17/12/2023).

Baca juga: Prabowo Kampanye di Bengkulu Bareng Raffi Ahmad, Pendukung Riuh

 

2. "Emang gue pikirin"

Pernyataan kontroversial kembali terlontar dari lisan Prabowo setelah debat ketiga Pilpres yang digelar pada 7 Januari 2024.

Dalam debat, Anies memberikan penilaian terhadap kinerja Prabowo selama menjabat Menteri Pertahanan. Dia memberikan skor 11 dari 100.

Prabowo kemudian mengomentari momen debat soal kepemilikan tanah ratusan ribu hektar yang sempat disinggung Anies.

Dalam pidato di hadapan para relawannya di Gelanggang Remaja Gelanggang Remaja, Pekanbaru, Riau, (9/1/2024), Prabowo mulanya menyinggung soal penilaian yang diberikan Anies padanya saat debat. Ia mengaku tidak peduli terhadap penilaian tersebut.

Baca juga: Umpatan Prabowo Disebut Bisa Terkategori Pidana, TKN: Tak Ada Hinaan Sama Sekali

"Kemarin saya dapat penilaian dari seorang, ya kalian tahulah siapa yang memberi penilaian kepada saya, kan. Saya dikasih penilaian berapa itu, 11 dari 100. Jawaban saya, kalau bahasa anak Betawi, 'Kalau dari ente mah emang gue pikirin?'" kata Prabowo.

3. "Goblok" dan "tolol"

Dalam debat ketiga Pilrpes 2024, Anies juga menyoroti soal kepemilikan lahan Prabowo melalui sejumlah perusahaan yang mencapai 340.000 hektar. Anies mengangkat hal itu dan membandingkannya dengan jumlah prajurit TNI dan Polri yang belum mendapatkan rumah dinas.

"Di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas. Menurut Pak Jokowi, ada menteri punya lebih dari 320 hektar tanah di republik ini," kata Anies dalam debat.

Anies kemudian meralat angka yang dia sebutkan menjadi 340.000 hektar.

"Maaf Pak Prabowo angkanya terlalu kecil. Bukan 320 hektar, tapi 340.000 hektar. Saya klarifikasi," ucap Anies.

Baca juga: Prabowo Sebut Pemerintah Sepakat Bentuk Satgas Pembangunan Giant Sea Wall Pantura

Kemudian, dalam pidato di hadapan para relawannya di Gelanggang Remaja Gelanggang Remaja, Pekanbaru, Riau, (9/1/2024), Prabowo mengungkit materi debat Anies soal kepemilikan tanah seluas 340.000 hektar dan mengumpat.

"Saudara-saudara ada pula yang nyinggung-nyinggung punya tanah berapa, punya tanah ini, dia pinter atau goblok, sih?" ujar Prabowo.

Prabowo juga menilai soal kepemilikan tanah seharusnya tidak perlu dijadikan bahan argumentasi dalam debat capres.

"Enggak usah dibawa-bawa debatlah. Anda hanya memperlihatkan ketololan Anda," ucap Prabowo.

Prabowo juga mengatakan, dia sudah mengembalikan tanah tersebut ke negara sekitar dua tahun lalu.

Baca juga: Sebut Pembangunan Giant Sea Wall Butuh 40 Tahun, Prabowo: Butuh Pemimpin Politik yang Fokus

Oleh karena itu, Prabowo merasa Anies sengaja mengungkit soal kepemilikan lahan buat menyudutkannya dan menghasut masyarakat supaya membenci dirinya.

"Dia mau ejek, mau menghasut. Dia mau bikin rakyat benci sama saya. Padahal pak Jokowi aja, saya di istana 2,5 tahun yang lalu saya sudah serahkan tanah itu kepada negara," ujar Prabowo

"Saya sampaikan ke bapak presiden, bapak Presiden kalau lahan ini dibutuhkan untuk lumbung pangan bangsa Indonesia, pakai, pakai lahan HGU saya. Gunakan. Saya siap, dan kita sedang menggarap itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Nasional
Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com