Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Santuni Korban Gagal Ginjal, Totalnya Rp 16,5 Miliar

Kompas.com - 11/01/2024, 11:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para korban dan ahli waris gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) karena obat sirop yang sempat ramai pada tahun 2022 menerima santunan dari pemerintah.

Santunan itu diberikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Muhadjir menyampaikan, pemberian santunan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar korban terdampak mendapatkan perawatan terbaik.

Secara total, bantuan yang disalurkan sebesar Rp 16,54 miliar.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Bareskrim Sudah Periksa 11 Orang, Termasuk dari Pihak BPOM

"Sesuai dengan arahan Presiden (Jokowi) agar korban terdampak mendapatkan perawatan terbaik, sedangkan bagi keluarga yang meninggal diberikan perhatian empati," ujar Muhadjir dikutip dari siaran pers Kementerian Sosial (Kemensos), Kamis (11/1/2024).

Nominal santunan berbeda-beda antara ahli waris dan korban. Untuk ahli waris korban gagal ginjal akut progresif atipikal, pemerintah memberikan santunan senilai Rp 50 juta.

Sedangkan untuk penyintas atau korban gagal ginjal yang sudah sembuh namun masih harus menjalani proses pengobatan dan rehabilitasi medis, diberikan santunan sebesar Rp 60 juta.

Secara rinci, nominal Rp 50 juga untuk bantuan, dan nominal Rp 10 juta untuk biaya transportasi proses pengobatan/rehabilitasi medis.

Baca juga: Polisi Duga BPOM Terlibat Kasus Gagal Ginjal yang Tewaskan Ratusan Anak

Pemberian santunan berlandaskan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 185/HUK/2023 tentang Pemberian Santunan Kepada Korban Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal.

Data Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah korban gagal ginjal akut akibat obat sirop beracun mengandung etilen glikol/dietilen glikol (EG/DEG) per 26 September 2023 mencapai 326 anak.

Namun, setelah dilakukan verifikasi dan validasi, terdapat 2 data ganda. Anak yang dinyatakan bukan korban gagal ginjal berdasarkan keterangan rumah sakit sebanyak 7 orang, anak yang alamatnya tidak ditemukan 4 orang, dan keluarga yang menolak bantuan sebanyak 1 orang.

Atas dasar verifikasi tersebut, korban gagal ginjal akut yang tervalidasi mencapai 312 orang, dengan rincian 218 korban meninggal dunia dan 94 korban sembuh/rawat jalan.

Baca juga: Korban Gagal Ginjal Akut Kecewa 4 Terdakwa Afi Farma Hanya Divonis 2 Tahun Penjara

Sementara itu, korban gagal ginjal tersebar di 27 Provinsi dengan kasus tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com