Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Wujud Konkret Kepulauan Mandiri

Kompas.com - 04/01/2024, 16:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAGLINE penting yang dicanangkan sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Gerakan ini punya cakupan luas, tidak hanya mengubah mental (non fisik) yang ukuran keberhasilannya bersifat jangka panjang.

Dalam konsepnya, GNRM meliputi 5 aspek, yaitu Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

Semua gagasan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.

Aplikasi dan implementasinya harus dikonkretkan semua unsur pemerintahan dari pusat sampai daerah serta implementatif di tingkat terkecil.

Kata kunci penting dari semua itu sebenarnya adalah kemandirian. Sebagai negara besar dan kekayaan melimpah, pada dasarnya Indonesia sudah harus bisa mencapai itu.

Kemandirian bisa dimaknai sebagai kemampuan dan kekuatan daerah untuk melaksanakan berbagai aktifitas pembangunan dengan bertumpu pada potensi dan kekuatan internal yang dimiliki.

Bahwa kemudian dalam mewujudkan kemandirian tersebut dibutuhkan sentuhan dan rangsangan dari pihak luar, itu sah-sah saja. Namun kuasa atas potensi yang ada harusnya ada pada daerah dan masyarakat setempat. Itulah sebenarnya esensi mandiri.

Tidak masanya lagi ada istilah keterlambatan pembangunan atau tersendatnya pengembangan daerah karena tidak ada bantuan dari pihak luar atau belum adanya program dari pemerintah.

Daerah dan masyarakat harus mampu melihat dan menilai masalah yang dialami, mampu melihat peluang mengatasi masalah, dan mampu mengeksekusinya menjadi solusi konkret.

Kemandirian bukan juga berarti keterisolasian, menafikan semua masukan dari pihak luar, menolak semua investasi, tentu saja tidak. Pihak luar silahkan masuk, tapi kuasa kelola dan kuasa manfaat ada pada daerah tersebut.

Oleh karena itu, kemandirian akan beririsan dengan keadilan dan kesejahteraan bersama.

Setidaknya secara teoritis pembangunan itu harus mengacu pada tiga tataran nilai penting. Pertama, ketahanan (sustenance), mampu memenuhi kebutuhan pokok (pangan, papan, kesehatan, dan proteksi) untuk mempertahankan hidup.

Kedua, kekuatan diri/kemanusiaan (self esteem), pembangunan yang memanusiakan dan membanggakan masyarakat di daerah itu.

Ketiga, bebas dari perbudakan (freedom from servitude), tiap individu berhak berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Kuncoro, 2000).

Konsep kepulauan mandiri

Kita melihat potensi Indonesia ini ada di berbagai sektor, baik darat maupun lautan. Semua terhubung dalam rangkaian Negara Kepulauan yang ditasbihkan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh sebab itu, kemandirian di wilayah daratan, seperti kemandirian pangan harus sejajar dengan gagasan kemandirian sebagai negara kepulauan. Inilah yang kemudian saya sebut dengan gagasan Kepulauan Mandiri.

Konsep Kepulauan Mandiri tentunya berbasis pada realitas bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com