Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Wujud Konkret Kepulauan Mandiri

Kompas.com - 04/01/2024, 16:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam konteks ketahanan negara, kekuatan pada wilayah-wilayah kepulauan akan menjadi penentu kemampuan dalam upaya deteksi dan antisipasi segala ancaman.

Pulau-pulau yang ada juga umumnya adalah wilayah terluar di Indonesia dan sekaligus banyak fakta menunjukkan sebagai wilayah tertinggal dalam roda pembangunan.

Banyak problem yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah kepulauan. Hasil kajian saya menunjukkan sebenarnya persoalan tersebut harusnya bisa diselesaikan.

Masalah yang ada ternyata berkaitan dengan hajat pokok aktifitas kehidupan masyarakat khas kepulauan. Mereka tidak bermasalah dengan persoalan pangan, sebagaimana masyarakat wilayah daratan.

Persoalan konkret yang dihadapi adalah sektor riil sehari-hari. Ketersediaan air bersih, bahan baku air untuk pembuatan es batu, serta masalah sumber energi.

Itu lah tiga masalah dasar yang jika bisa diselesaikan, maka masyarakat kepulauan akan mampu mewujudkan kemandirian dengan segala potensi yang berlimpah.

Mengapa tiga aspek tersebut jadi masalah besar? Karena memang karakteristik masyarakat kepulauan adalah kehidupan yang terpusat pada sumber ekonomi, yaitu laut. Ketika sumber ekonomi sulit mereka akses, di situlah masalah jadi membesar.

Mungkin mereka juga memiliki kendala pada teknologi penangkapan ikan, kendala cuaca, aktifitas pencurian ikan dari nelayan negara lain, sarana prasarana sosial sehari-hari, dan sebagainya.

Namun fakta yang saya temukan di berbagai daerah (seperti Kepulauan Mentawai, Pantai Selatan Jawa Barat), sebetulnya itu bisa diatasi masyarakat dengan berbagai warisan pengetahuan turun temurun. Namun untuk tiga aspek di atas, mereka butuh solusi.

Artinya, gagasan mewujudkan Kepulauan Mandiri adalah gagasan yang harus dikonkretkan untuk menyelesaikan masalah konkret di masyarakat sehingga mereka bisa berkuasa atas potensi yang dimiliki.

Kelimpahan potensi laut dengan segala jenis kekayaannya, akan bisa dikelola dan dikuasai masyarakat, yang nantinya akan membuat masyarakat mampu mengukuhkan diri sebagai masyarakat yang berdiri dan berkuasa atas potensi alam di tempatnya.

Berkaca dari itu, konsep Kepulauan Mandiri yang digagas di sini menekankan pada bagaimana berbagai inovasi dan rekayasa teknologi harus masuk ke masyarakat kepulauan.

Membiarkan mereka tetap dalam ranah tradisionalnya, menonton keleluasaan kapal-kapal besar menangguk potensi laut, sama saja membiarkan masyarakat “terbenam” dan tak berdaya di lumbung pangannya sendiri.

Alhasil, daya juang dan daya tahan mereka untuk menjadi benteng pertama pertahanan NKRI, justru melemah.

Setidaknya, ada beberapa program mendasar dalam konsep Kepulauan Mandiri. Pertama, inovasi dan penyediaan teknologi sumber energi terbarukan (renewable energy) memanfaatkan teknologi solar panel dan Windmill.

Ini sangat mungkin dilakukan karena tenaga angin (windmill) sangat besar, begitu juga tenaga surya. Rekayasa teknologi sangat bisa dilakukan. Jika energi sudah bisa diatasi, maka sektor-sektor lain akan mengikuti.

Kedua, instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih dan siap minum (sea water intake dan water treatment). Teknologi ini bahkan sudah ada dan sudah diterapkan.

Keterbatasan akses air bersih bagi masyarakat pesisir terjawab dengan teknologi sederhana yang dirancang. Kepulauan Mentawai dan pesisir selatan Jawa Barat sudah membuktikan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com