Dalam konteks ketahanan negara, kekuatan pada wilayah-wilayah kepulauan akan menjadi penentu kemampuan dalam upaya deteksi dan antisipasi segala ancaman.
Pulau-pulau yang ada juga umumnya adalah wilayah terluar di Indonesia dan sekaligus banyak fakta menunjukkan sebagai wilayah tertinggal dalam roda pembangunan.
Banyak problem yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah kepulauan. Hasil kajian saya menunjukkan sebenarnya persoalan tersebut harusnya bisa diselesaikan.
Masalah yang ada ternyata berkaitan dengan hajat pokok aktifitas kehidupan masyarakat khas kepulauan. Mereka tidak bermasalah dengan persoalan pangan, sebagaimana masyarakat wilayah daratan.
Persoalan konkret yang dihadapi adalah sektor riil sehari-hari. Ketersediaan air bersih, bahan baku air untuk pembuatan es batu, serta masalah sumber energi.
Itu lah tiga masalah dasar yang jika bisa diselesaikan, maka masyarakat kepulauan akan mampu mewujudkan kemandirian dengan segala potensi yang berlimpah.
Mengapa tiga aspek tersebut jadi masalah besar? Karena memang karakteristik masyarakat kepulauan adalah kehidupan yang terpusat pada sumber ekonomi, yaitu laut. Ketika sumber ekonomi sulit mereka akses, di situlah masalah jadi membesar.
Mungkin mereka juga memiliki kendala pada teknologi penangkapan ikan, kendala cuaca, aktifitas pencurian ikan dari nelayan negara lain, sarana prasarana sosial sehari-hari, dan sebagainya.
Namun fakta yang saya temukan di berbagai daerah (seperti Kepulauan Mentawai, Pantai Selatan Jawa Barat), sebetulnya itu bisa diatasi masyarakat dengan berbagai warisan pengetahuan turun temurun. Namun untuk tiga aspek di atas, mereka butuh solusi.
Artinya, gagasan mewujudkan Kepulauan Mandiri adalah gagasan yang harus dikonkretkan untuk menyelesaikan masalah konkret di masyarakat sehingga mereka bisa berkuasa atas potensi yang dimiliki.
Kelimpahan potensi laut dengan segala jenis kekayaannya, akan bisa dikelola dan dikuasai masyarakat, yang nantinya akan membuat masyarakat mampu mengukuhkan diri sebagai masyarakat yang berdiri dan berkuasa atas potensi alam di tempatnya.
Berkaca dari itu, konsep Kepulauan Mandiri yang digagas di sini menekankan pada bagaimana berbagai inovasi dan rekayasa teknologi harus masuk ke masyarakat kepulauan.
Membiarkan mereka tetap dalam ranah tradisionalnya, menonton keleluasaan kapal-kapal besar menangguk potensi laut, sama saja membiarkan masyarakat “terbenam” dan tak berdaya di lumbung pangannya sendiri.
Alhasil, daya juang dan daya tahan mereka untuk menjadi benteng pertama pertahanan NKRI, justru melemah.
Setidaknya, ada beberapa program mendasar dalam konsep Kepulauan Mandiri. Pertama, inovasi dan penyediaan teknologi sumber energi terbarukan (renewable energy) memanfaatkan teknologi solar panel dan Windmill.
Ini sangat mungkin dilakukan karena tenaga angin (windmill) sangat besar, begitu juga tenaga surya. Rekayasa teknologi sangat bisa dilakukan. Jika energi sudah bisa diatasi, maka sektor-sektor lain akan mengikuti.
Kedua, instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih dan siap minum (sea water intake dan water treatment). Teknologi ini bahkan sudah ada dan sudah diterapkan.
Keterbatasan akses air bersih bagi masyarakat pesisir terjawab dengan teknologi sederhana yang dirancang. Kepulauan Mentawai dan pesisir selatan Jawa Barat sudah membuktikan itu.