"Untuk kami, setiap orang pendukung Ganjar-Mahfud adalah anggota keluarga besar Ganjar-Mahfud. Tindak kekerasan terhadap 1 orang adalah kekerasan terhadap seluruh keluarga besar Ganjar-Mahfud," ujar Arsjad dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Senin.
Arsjad menegaskan TPN Ganjar-Mahfud sangat serius dalam menghadapi insiden penganiayaan relawan ini. Dia meminta agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Baca juga: Ganjar Tanggung Seluruh Biaya RS Relawan Korban Dugaan Pengeroyokan Oknum TNI di Boyolali
Arsjad menekankan TPN mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap para relawan Ganjar-Mahfud.
"TPN jelas mengutuk kekerasan dan intimidasi dalam bentuk apa pun. TPN mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi pemilu, termasuk tim paslon 1 dan 2 untuk sama-sama menghindari dan mengutuk segala bentuk kekerasan, kecurangan, dan pelanggaran demi terjaganya suasana pemilu yang damai, adil, dan martabat," kata Arsjad.
Arsjad meminta agar para pendukung Ganjar-Mahfud tidak terprovokasi atas insiden ini. Dia menyebut setiap masalah harus diselesaikan secara konstruktif, bukan melalui kekerasan.
"Dan kami imbau kepada seluruh masyarakat dan pendukung Ganjar-Mahfud untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Setiap perbedaan pendapat harus diselesaikan dengan dialog yang konstruktif bukan melalui tindakan kekerasan," imbuh Arsjad.
Wakil Ketua Tim TPN Ganjar-Mahfud, Jenderal (Purn) Andika Perkasa menegaskan, penganiayaan yang dilakukan oleh 15 prajurit TNI terhadap 7 relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah, bukan karena kesalahpahaman.
Andika menyebut para relawan Ganjar-Mahfud langsung diserang dan dianiaya oleh prajurit TNI. "Di situ jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman. Yang ada adalah langsung penyerangan. Atau tindak pidana penganiayaan," ujar Andika dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Senin.
Andika lantas menyayangkan pernyataan Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo dalam sebuah jumpa pers yang menyebut penganiayaan oleh prajurit TNI terjadi karena kesalahpahaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.