Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Bantah Ganjar-Mahfud Bakal Hentikan Program Pro Rakyat Jokowi

Kompas.com - 18/12/2023, 21:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengeklaim bahwa program-program pro rakyat yang telah dimulai era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan tetap dilanjutkan bahkan disempurnakan.

Hal ini untuk menepis kabar bahwa jika Ganjar-Mahfud terpilih, program seperti bantuan sosial (bansos) hingga program pro rakyat lainnya akan dihapus atau dihentikan.

Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra menyebut, berbagai program itu akan dilakukan digitalisasi melalui program unggulan, KTP Sakti.

"Lewat KTP Sakti itu maka dengan memanfaatkan satu saja KTP, maka seluruh warga masyarakat yang eligibel, yang berhak mendapatkan bantuan sosial, itu akan mendapatkan akses yang lebih mudah, lebih luas dan lebih cepat dalam menerima dana dana bansos dan berbagai program kesejahteraan masyarakat lainnnya," kata Kara dalam konferensi pers di Media Center TPN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023).

Baca juga: PPATK Temukan Transaksi Janggal terkait Pemilu, Ganjar: Kalau Sumbernya Haram, Tracing Lebih Gampang

Kara menjelaskan bahwa pada saat ini penyaluran bansos masih kerap menemui kendala.

Misalnya, masyarakat sulit mengakses Kartu Prakerja, meski program ini dinilai mencatat rekor yang baik untuk mensejahterakan rakyat.

"Jadi, pada waktu seseorang mendaftar, atau didaftarkan, itu biasanya harus melewati orang perantara, apakah Kadus (kepala dusun) Pak lurah dan lain sebagainya," jelasnya.

"Lalu kemudian, biasanya karena orang perantara ini memiliki kepentingan tertentu, lalu kemudian si Badu katakanlah seharusnya berhak menerima dana bansos ini, lalu tidak didaftarkan karena dia mungkin bukan keluarganya si A, bukan keluarganya si B," lanjut dia.

Merujuk hal tersebut, menurut Kara, dengan KTP Sakti, Ganjar-Mahfud ingin menghilangkan orang perantara itu lewat digitalisasi.

Baca juga: Gibran Kampanye ke IKN Setelah Dirinya, Ganjar: Saya Paling Otentik

Dengan adanya digitalisasi prakerja lewat KTP Sakti, seseorang untuk pertama kalinya dalam sejarah bisa langsung mendaftar tanpa perantara siapapun.

"Lalu yang kedua, pada saat menerima dana bansos, muncul lagi masalah perantara. Uang yang seharusnya diterima katakanlah satu juta atau Rp 500.000. Lalu biasa, disunat, cuma jadi 300 (ribu) atau Rp 400.000," tutur Kara.

"Nah sekarang dengan bantuan teknologi digital dan bekerja sama dengan perusahaan perusahaan teknologi, uang elektronik, lalu si Badu ini langsung menerima uang, kalau memang dia berhak menerima Rp 500.000, maka hanya dalam hitungan detik, dia menerima Rp 500.000 secara penuh," sambungnya.

Apa yang disampaikan Kara di atas untuk merespons adanya kabar yang beredar bahwa Ganjar-Mahfud akan menghentikan program bansos hingga program kesejahteraan masyarakat lainnya, jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Momen Ganjar Gombali Warga saat Makan Durian: Lihat Sampeyan Tambah Manis

Menurut Kara, kabar yang beredar itu merupakan bagian dari kampanye hitam atau black campaign.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com