Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Dinilai Jadi Arena Pertarungan Anies dan Prabowo, Ganjar Masih Punya PR

Kompas.com - 18/12/2023, 16:51 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jawa Barat dinilai menjadi arena pertarungan antara pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Aneis Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyebut alasan Anies dan Prabowo bersaing berebut suara di Jawa Barat karena keduanya mempunyai irisan pemilih yang serupa, yaitu dari kalangan pemilih Islam dan pemilih nasionalis.

"Secara elektoral, Jawa Barat masih menjadi area kompetitif bagi Prabowo dan Anies untuk berebut suara menimbang irisan pemilih yang sama antar keduanya, yakni kalangan pemilih Islam dan pemilih nasionalis," ujar Baskoro kepada Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Yang membedakan dari keduanya, Baskoro melanjutkan, Prabowo telah meretas modal sosial-politiknya sejak tiga pilpres sebelumnya, baik sebagai cawapres di Pilpres 2009 dan sebagai capres di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Baca juga: Genderang Perang Perebutan Suara di Jabar, Anies-Prabowo Bidik Target Tinggi, Ganjar Realistis

Keikutsertaan Prabowo dalam tiga edisi pesta demokrasi ini dinilai membuatnya lebih solid ketimbang Anies.

Sementara, secara personal, Baskoro mengatakan, kehadiran nama-nama besar seperti mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, hingga mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf di Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa mendongkrak mesin pemenangan politik Prabowo-Gibran di Jawa Barat.

Menurutnya, nama-nama tersebut memiliki magnet figur di tengah masyarakat Jawa Barat.

Sementara di sisi Anies-Muhaimin, nama-nama yang membantu pemenangannya di Jawa Barat dinilai belum ada yang sekuat nama-nama besar yang sebanding dengan figur di kubu Prabowo-Gibran.

"Di luar soal peluang Prabowo dan Anies, Jawa Barat masih menjadi pekerjaan rumah elektoral bagi Ganjar," ungkap Baskoro.

Baca juga: Hari Ke-21 Kampanye, Anies Safari Politik di Sumsel, Cak Imin Dialog di Bekasi

Baskoro beralasan bahwa Ganjar masih punya pekerjaan rumah elektoral di Jawa Barat karena adanya salah strategi di level nasional.

Kesalahan ini bahkan membuat elektabilitas Ganjar mengalami tren penurunan sebagaimana temuan survei Litbang "Kompas" Desember 2023.

Berdasarkan survei yang berlangsung pada 29 November-4 Desember 2023 itu, Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas 39,3 persen.

Sementara elektabilitas Anies-Muhaimin ada di angka 16,7 persen. Sedangkan tingkat elektoral pasangan Ganjar-Mahfud tercatat 15,3 persen.

Baca juga: Bawaslu Sebut Panglima TNI yang Berwenang Beri Sanksi ke Ajudan Prabowo Mayor Teddy

Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Baskoro mengatakan penyebab penurunan elektabilitas Ganjar tak lepas karena persoalan branding yang belum jelas di antara narasi perubahan Anies dan narasi keberlanjutan Prabowo yang hegemonik.

"Kemudian, soal mesin politik yang tak optimal bekerja karena hanya bertumpu di PDI-P yang fokus di basis massa nasionalis, dan terakhir terkait dengan kemampuan mengintegrasikan gerak kampanye ke dalam budaya populis," pungkas dia.

Diketahui, pasangan Anies-Muhaimin memasang target tinggi di Jawa Barat. Pasangan ini membidik perolehan 80 persen suara.

Sementara, Prabowo-Gibran menargetkan mampu mendulang 60 persen. Sedangkan Ganjar-Mahfud menargetkan 40 persen suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com