Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceritakan Kekalahannya Saat Pilpres 2019, Prabowo: Sedih Lho Kalah

Kompas.com - 07/11/2023, 15:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, menceritakan pengalamannya saat kalah dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Waktu tahun 2019 ya kan, saya kalah," ujar Prabowo saat menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang digelar di Jakarta Timur pada Selasa (7/11/2023).

Pengakuan tersebut membuat sebagian hadirin tertawa. Prabowo pun merespons hal tersebut.

"Lho kalah (ada yang) ketawa lagi. Sedih lho kalah," kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo Yakin Program Makan Siang Gratis untuk Anak Indonesia Terealisasi: Kita Kaya

Dia mengatakan, saat itu merupakan periode yang kritis. Sebab, dia melihat para pendukungnya marah.

Namun, Prabowo menyadari bahwa jika dirinya ikut marah maka akan menimbulkan perpecahan.

"Saya melihat pengikut-pengikut saya waktu itu di ujung kemarahan. Saya ingat, saya sadar, saya mengerti, oh hati-hati, Indonesia selalu jadi korban pecah belah, selalu korban adu domba. Selalu korban devide et impera," tutur dia.

Selama ratusan tahun sejarah Indonesia, kata Prabowo, selalu ada adu domba antar-suku, agama, dan ras.

Bahkan, di dalam satu agama terkadang terjadi perpecahan karena perbedaan pandangan.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran yang Gemuk, antara Akomodasi Pengusung dan Efek Kejut

Prabowo tidak ingin hal itu terulang.

Oleh karena itu, saat Presiden Jokowi menjadi pemenang Pilpres 2019 dan merangkul dirinya, Prabowo pun bergabung.

"Bahwa pada saat kritis itu saya tidak mau. Saya katakan, marilah kita hindari perpecahan dan pada saat itu, Pak Jokowi yang menang. Dia mengulurkan tangan. Dia mengajak saya bergabung, dia mau mengajak saya bersatu," tutur dia. 

"Dia memberi kesempatan kepada saya untuk berbakti dan mengabdi bersama-sama untuk seluruh rakyat Indonesia. Pak Jokowi kalahkan saya. Tapi saya punya insting, saya punya firasat. Pak Jokowi ini hatinya baik, niatnya baik, hasratnya baik, sama dengan saya," ujar Menteri Pertahanan itu.

Prabowo pun akhirnya masuk kabinet Jokowi untuk periode 2019-2024.


Menurut dia, setelah pilpres tersebut, tidak penting lagi siapa yang menjadi pemenang pertama, kedua, atau ketiga.

"Kalau niat kita sama, hasrat kita sama ingin berbakti untuk seluruh rakyat Indonesia, kenapa kita tidak bisa berkerja sama," kata Prabowo.

"Siapa yang nomor satu, siapa yang nomor dua siapa yang nomor tiga engga ada urusan, itu tidak penting, kita (harus) bersatu," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com