Kemudian ketika Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, cara yang sama dia gunakan buat menyelesaikan persoalan dengan warga.
Ketika muncul gagasan melakukan penataan Pasar Tanah Abang, Jokowi juga mengundang berbagai tokoh masyarakat dan pedagang buat makan siang, lalu berunding buat mencari jalan keluar persoalan.
Baca juga: Perselisihan PDI-P dan Jokowi Dinilai Mesti Diakhiri demi Rakyat
Jokowi juga pernah mengajak warga Petukangan, Jakarta Selatan, yang mempunyai sengketa karena tanah mereka digusur untuk proyek jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) W2 ruas Kebun Jeruk-Ulujami.
Selain itu, Jokowi juga pernah mengundang perwakilan penduduk yang tinggal di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, yang akan dipindahkan ke rumah susun.
Jokowi juga membuat penduduk di sekitar Waduk Ria Rio bersedia pindah ke Rumah Susuk Pinus Elok lewat perundingan setelah makan siang bersama.
Saat menjabat menjadi Presiden pun Jokowi sudah beberapa kali menggelar kegiatan makan siang bersama sejumlah kalangan masyarakat. Mulai dari pengamat politik, influencer, sampai perwakilan warga Nduga, Papua.
Usai makan siang bersama Jokowi, para bakal capres pun menyampaikan keterangan pers kepada wartawan.
Bakal capres Prabowo Subianto menyebut, kegiatan makan bersama Presiden diisi pembicaraan hal-hal unum.
Menurut Prabowo, tidak ada arahan tertentu dari Presiden Jokowi kepada dirinya, Ganjar maupun Anies.
"Enggak ada (tidak ada arahan). Bicara-bicara umum saja," kata Prabowo
Meski begitu, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengakui jika suasana makan siang berlangsung akrab.
Baca juga: Jokowi Sebut Pj Kepala Daerah Lebih Mudah Buat Kebijakan karena Tak Punya Beban Politik
Senada dengan Prabowo, bakal capres Ganjar Pranowo menyebut suasana makan siang bersama Presiden mengasyikkan.
Menurut Ganjar, Presiden Jokowi berusaha berkomunikasi dengan baik kepada para bakal capres.
Ganjar juga menyebut soal netralitas dalam Pemilu 2024 dibahas bersama Presiden selama makan siang.
Dia menilai, persoalan netralitas menjadi hal yang penting dibicarakan bersama Kepala Negara.
"Ya penting lah demokrasi kalau tidak ada netralitas menjadi sangat parsial pasti menjadi berat sebelah," ungkap Ganjar.
Baca juga: Pendekatan Meja Makan ala Jokowi di Tengah Panasnya Suhu Politik...
Sementara itu, bakal capres Anies Baswedan menyatakan bahwa dirinya menitipkan pesan khusus soal netralitas kepada Presiden.
"Tadi kami sampaikan kepada beliau bahwa kami sering bertemu dengan banyak orang yang sayang pada Presiden dan mereka yang sayang ini menitipkan pesan untuk Bapak Presiden bisa menjaga netralitas," ungkap Anies.
Menurut dia, Presiden pun merespons dengan pernyataan sudah meminta kepada aparat untuk menjaga netralitas di dalam pemilu.
Anies menilai, jawaban Presiden Jokowi merupakan pesan penting yang bisa membuat Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai.