Katanya, di tengah kesibukan kursus bahasa Inggris, Munir kadang mengirim pesan singkat, "Lan, kau di mana, aku kangen nih." Rachland kadang tertawa dan menjawab dengan ledekan.
Munir terbang dari Jakarta menuju Belanda menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-974 pada Senin, 6 September 2004 malam sekitar pukul 21.55 WIB.
Pesawat yang ditumpangi Munir sempat transit di Bandara Changi, Singapura, pada pukul 00.40 waktu setempat. Selang 30 menit, pesawat melanjutkan perjalanan dan lepas landas menuju Amsterdam sekitar pukul 01.50.
Tiga jam kemudian, Munir yang duduk di kursi 40G tiba-tiba merasa sakit dan beberapa kali ke toilet.
Mengetahui salah seorang penumpangnya sakit, pihak Garuda berupaya memberikan pertolongan lewat dokter yang kebetulan juga menjadi penumpang pesawat. Munir bahkan dipindahkan ke kursi di sebelah dokter tersebut.
"Menurut laporan, keadaan Pak Munir masih tenang, tapi dua jam menjelang pesawat mendarat di Schipol, Pak Munir meninggal," ujar Kepala Komunikasi Perusahaan PT Garuda Indonesia saat itu, Pujobroto, dilansir dari Harian Kompas.
Baca juga: Komnas HAM Janji Selesaikan Penyelidikan Kasus Munir Akhir Tahun Ini, Suciwati: Ini Langkah Maju
Pesawat tiba di Bandara Schiphol, Belanda, sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Setibanya di bandara, seluruh penumpang tidak diperbolehkan turun lantaran ada penumpang yang meninggal.
Menindaklanjuti ini, sekitar 10 petugas polisi militer setempat pun merangsek ke dalam pesawat. Petugas menanyai para penumpang, pramugari, dan pilot.
Dari hasil autopsi, diketahui terdapat racun arsenik dalam tubuh Munir. Diduga, ia diracun saat sedang dalam penerbangan menuju Belanda.
Setelah melewati penyelidikan dan penyidikan yang panjang dan berbelit, pada 20 Desember 2005, seorang pilot pesawat Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto, dijatuhi vonis 14 tahun penjara sebagai aktor pembunuhan Munir.
Namun demikian, hingga kini, kronologi kematian Munir belum terungkap jelas. Masih banyak kepingan hilang yang jadi tanda tanya besar dalam kasus kematian sang pahlawan HAM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.