Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cerita Lulusan Politeknik AUP Kementerian KP Kembangkan Budi Daya Mutiara Beraneka Rupa

Kompas.com - 07/09/2023, 13:36 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lulusan Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) Wa Ode Sastaviani Dewi sedang disibukkan dengan inkubasi bisnis pengembangan budi daya mutiara mabe di tanah kelahirannya, Sampolawa, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penelitian insersi wisudawati yang baru dilantik pada akhir Agustus 2023 itu berhasil memproduksi mutiara berbagai rupa. Keberhasilan ini semakin mempertebal tekad Wa Ode dalam mengembangkan budi daya mutiara di daerahnya agar masyarakat sejahtera.

Wa Ode adalah anak seorang nelayan kecil pencari ikan tuna harian asal Sampolawa, Buton Selatan, Sultra. Ibunya seringkali mengolah sebagian ikan tangkapan sendiri dan dimasak ikan panggang untuk dijual memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tekanan ekonomi yang terus berlanjut memaksa Wa Ode berpisah dengan kedua orangtuanya. Pada 2017, orangtua Wa Ode terpaksa berpindah ke tempat lebih jauh di Seram Bagian Timur, Maluku, untuk mencari fishing ground atau daerah penangkapan ikan yang lebih banyak.

Baca juga: KKP Bakal Terbitkan Aturan Turunan PP Penangkapan Ikan Terukur per Juli 2023

Kala itu, Wa Ode yang berada di bangku sekolah menengah atas (SMA) berjualan biskuit goreng untuk menyambung hidup bersama kedua adiknya yang masih kecil.

Keinginan kuat untuk mengubah nasib, akhirnya membawa Wa Ode menuntut ilmu di Politeknik AUP melalui jalur khusus bagi anak pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Jalur khusus tersebut merupakan program dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP).

Masyarakat di daerah tempat tinggal Wa Ode memang menggantungkan hidupnya dengan membudidayakan kerang mabe di Teluk Palabusa.

Baca juga: Resep Bakwan Sayur dan Kerang Ala Jepang, Garing Tahan Lama

Mabe merupakan jenis kerang yang memiliki keistimewaan berupa bentuknya yang unik serta masa pemeliharaan yang jauh lebih cepat dibandingkan budi daya kerang mutiara pada umumnya.

Dengan keistimewaan tersebut dan bentuk mutiara setengah bulat itu mengilhami Wa Ode untuk mengembangkan budi daya mutiara kerang mabe yang selama ini dijual sebagai bahan mentah dengan harga murah.

Pengembangan budi daya yang dimulai ketika praktik akhir studi tersebut semakin ia tekuni melalui penelitian dengan fokus pada kinerja kerang mutiara mabe (Pteria penguin) yang diinsersi menggunakan inti mutiara berbeda di perairan Palabusa, Kota Baubau, Sultra.

Penelitian Wa Ode tersebut akhirnya sukses membuah hasil varian bentuk mutiara.

Baca juga: Pantai Mutiara Trenggalek: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Selain mutiara berbentuk setengah bulat, ia menyebut, mutiara berbentuk bulat dan hati juga sangat menjanjikan untuk dijual dalam bentuk jadi, sehingga bernilai jual tinggi.

Dukung semangat Wa Ode

Sebagai dosen pembimbing (dospem) Wa Ode, Ketua Program Studi Teknologi Akuakultur Politeknik AUP Sinar Pagi Sektiana mendukung semangat anak bimbingnya untuk mengembangkan dan memodifikasi budi daya mutiara tersebut agar nilai jualnya meningkat.

Menurutnya, hal yang dilakukan Wa Ode tersebut akan menumbuhkan gairah baru masyarakat yang membudidayakan mutiara di Sampolawa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com