Sosok Ganjar dianggap keliru untuk diusung karena tidak cukup kuat memenangi Pilpres.
"Sehingga ini pengaruhi pilihan kader untuk mencari kekuasaan di 2024. Dan Prabowo punya peluang itu, sekaligus karena faktor Jokowi yang juga dukung Prabowo," nilai Dedi.
Elektabilitas Ganjar dalam berbagai survei pun terlihat bersaing dengan Prabowo. Survei Litbang Kompas terbaru, misalnya, menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar sebesar 24,9 persen sementara Prabowo 24,6 persen.
Sementara dalam simulasi head to head, Prabowo justru unggul dari Ganjar dengan perolehan dukungan 52,9 persen berbanding 47,1 persen.
Baca juga: Sebut Budiman Sudjatmiko Lupa Sejarah, Mantan Aktivis 98: Padahal, Prabowo Sudah Akui Menculik
Untuk diketahui, Budiman resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo di Semarang, Jawa Tengah pada 18 Agustus kemarin.
Padahal sebelumnya, Budiman dikenal kerap kontra dengan Prabowo. Budiman pun mengaku mengambil risiko untuk mendukung Prabowo sebagai Presiden.
Ia yakin mantan Pangkostrad itu bisa meneruskan kepemimpinan Indonesia.
"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," kata Budiman.
Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa partainya akan menjatuhkan sanksi tegas kepada Budiman.
Baca juga: Malu Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo, Ketum Repdem: Kader Kaleng-kaleng Lebih Baik Mundur
"Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (20/8/2023).
Terpisah, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun mengungkapkan bahwa nasib Budiman akan diputuskan siang ini.
"Sekitar jam 11-an," kata Komarudin kepada Kompas.com, Senin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.