JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan tiga bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024 kian tajam. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan berlomba-lomba menggalang dukungan untuk jadi yang terdepan.
Terbaru, dukungan dari dua partai politik mengalir ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ini menempatkan Prabowo di puncak kekuatan koalisi menuju pemilu presiden (pilpres) mendatang.
Sementara, Anies Baswedan ada di posisi tengah, sedangkan Ganjar Pranowo mengekor di urutan paling ujung. Berikut kekuatan tiga poros politik terkini.
Prabowo merupakan orang pertama yang mengumumkan siap maju sebagai bakal capres Pemilu 2024. Pada Agustus 2022 lalu, Menteri Pertahanan itu menyatakan siap mencalonkan diri sebagai presiden karena didukung oleh para kader partai yang dia pimpin.
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: 3 Alasan PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2024
Bersamaan dengan deklarasi pencapresan Prabowo, Gerindra menyepakati kerja sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
PKB sendiri berulang kali tampak goyah terkait arah dukungan capres. Namun, pada akhirnya, partai pimpinan Muhaimin Iskandar tersebut mendukung pencapresan Prabowo.
Belakangan, rencana pencapresan Prabowo mendapat tambahan dukungan dari dua partai politik, Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Butuh waktu lama buat kedua partai menentukan pilihan.
Baik Golkar maupun PAN sebelumnya sempat berkomunikasi dengan PDI Perjuangan, parpol pengusung Ganjar Pranowo. Namun, pada akhirnya, kedua partai menjatuhkan arah dukungan ke Prabowo.
Pada Minggu (13/8/2023), keempat partai resmi berkoalisi ditandai dengan penandatanganan kerja sama oleh empat ketua umum partai politik masing-masing, yakni Muhaimin Iskandar dari PKB, Zulkifli Hasan dari PAN, dan Airlangga Hartarto dari Golkar, serta Prabowo sendiri.
"Pada tanggal yang baik ini, 13 Agustus 2023, persis satu tahun tanda tangan kerja sama politik Gerindra dan PKB. Dan satu tahun kemudian kerja sama politik ini diperkuat dua partai bersejarah, partai yang besar," kata Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023).
Angka ini jauh melampaui ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang mensyaratkan capres-cawapres diusung partai atau gabungan partai dengan minimal perolehan 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2019.
Dihitung dari perolehan kursi DPR, perincian peta kekuatan koalisi pendukung Prabowo yakni:
Di luar itu, Prabowo juga mendapat dukungan dari partai politik non Parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra.
Baca juga: Golkar dan PAN Dukung Prabowo, Jokowi: Itu Urusan Mereka, Saya Bukan Ketua Partai