Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

"Gagap Gempita" Koalisi Perubahan

Kompas.com - 11/08/2023, 08:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara itu, Partai Demokrat merasa kemunculan nama Yenny bisa memanaskan internal Koalisi Perubahan. Pasalnya, partai berlambang Mercy tersebut telah lama menggadang-gadang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres untuk Anies.

Adapun pendaftaran Capres dan Cawapres oleh partai politik atau gabungan partai politik ke Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) hanya menyisakan waktu sekitar tiga bulan lagi yang terjadwal pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Waktu yang terbilang sempit untuk mengampanyekan proposal perubahan atas anti-tesis kebijakan Presiden Jokowi.

Situasi ini tentu memunculkan asumsi bahwa tagline perubahan yang diusung koalisi Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat hanyalah lip service belaka. Konsep perubahan yang tidak lebih dari sekadar bahasa bunyi-bunyian daripada politik gagasan yang mendahuluinya.

Alasannya hingga saat ini partai-partai di Koalisi Perubahan masih berkutat dalam tatanan pragmatisme bongkar pasang posisi bakal Capres dan bakal Cawapres yang akan dimajukan di Pilpres 2024.

Pun ide-ide perubahan untuk mendekonstruksi kebijakan baik dari sisi kesejahteraan, pembangunan, ekonomi, pertahanan hingga politik luar negeri dalam sembilan tahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi tidak hadir dalam perbincangan dalam wacana publik di masyarakat.

Gagap gempita

Pada hakikatnya perubahan berarti menghadirkan kebaruan yang berbeda dari sebelumnya.

Pada konteks politik pemerintahan secara fundamental, konsep perubahan mengacu pada diferensiasi kebaruan dalam pola kebijakan, cara memerintah dan proses penyusunan kabinet yang murni berbeda dari pemerintahan sebelumnya.

Selain itu, baik Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat ternyata belum memiliki persepsi yang sama dalam menggelorakan format perubahan yang akan digaungkan.

Alasannya di antara partai-partai politik tersebut masih saling sandera kepentingan masing-masing yang mentautkan atas kepentingan jabatan, pragmatisme elektoral dan pendistribusian nilai-nilai ekonomi.

Situasi ini akhirnya memunculkan asumsi bahwa partai-partai politik pengusung Koalisi Perubahan seolah gagap memahami bahwa perubahan membutuhkan keiklasan dan persamaan persepsi dalam kapasitas sebagai penantang dalam Pilpres 2024.

Alasannya sederhana, bila koalisi partai politik pendukung bakal capres Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto dikontruksikan sebagai penerus Jokowi, maka seharusnya Koalisi Perubahan mampu menghadirkan perbedaan dalam “menjual” kebaruan Anies secara politik ke rakyat.

Nyatanya Partai Nasdem dan PKS justru mengajukan wacana nama Yenny Wahid yang merupakan pendukung Presiden Jokowi sebagai Cawapres Anies. Hal itu memperkuat asumsi kegagapan di tubuh Koalisi Perubahan.

Pun posisi Partai Nasdem yang hingga saat ini sebagai partai pendukung pemerintah karena kadernya, Siti Nurbaya Bakar, masih menjabat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Kondisi itu membuktikan bahwa Koalisi Perubahan yang dimotori Partai Nasdem hanya membawa agenda kosong tanpa konsep perubahan apapun untuk Pilpres 2024.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com