Tidak jauh berbeda dengan Partai Demokrat yang masih berkutat dalam proses menggolkan AHY menjadi Cawapres Anies memperkuat asumsi bahwa terbentuknya Koalisi Perubahan jelang Pilpres 2024 hanyalah euforia elektoral agar putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bisa hadir di kotak suara.
Dampaknya, di antara partai politik di Koalisi Perubahan saling mengunci kepentingan satu dengan yang lainnya.
Partai Nasdem dengan 9,05 persen suara nasional dan PKS dengan 8,21 persen suara nasional tidak akan bisa mengajukan Capres dan Cawapres tanpa kehadiran Partai Demokrat yang memiliki 7,77 persen suara nasional.
UU Pemilu mengatur bahwa syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden untuk Pilpres 2024 adalah partai politik atau gabungan partai politik setidaknya memiliki paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.
Selain itu, tampaknya di antara Partai Nasdem dan Partai Demokrat terdapat persoalan masa lalu yang belum selesai.
Hal ini menyangkut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang pernah diperiksa Kejaksaan Agung tahun 2005, ketika SBY masih menjabat sebagai Presiden.
Persoalan ini pula diasumsikan banyak orang menjadi faktor penghambat Partai Nasdem enggan memberikan tiket Cawapres Anies kepada AHY.
Ditambah lagi, ketika Partai Nasdem dan PKS memberikan posisi Cawapres pada Partai Demokrat, maka sama artinya dengan memberikan karpet merah kepada AHY untuk maju sebagai Capres 2029, bila pasangan Anies-AHY memenangkan Pilpres 2024.
Karena secara otomatis AHY akan mendapatkan insentif elektoral efek ekor jas berupa peningkatan elektabilitas, popularitas, kapabilitas dan aksesibilitas yang akan menjamin kebertahanan Partai Demokrat pada pemilu-pemilu mendatang.
Sementara untuk Partai Nasdem dan PKS tidak demikian, karena pola yang dibangun dalam tatanan patron klien ketokohan AHY.
Artinya gegap gempita Koalisi Perubahan yang terlihat riuh, kompak, dan ramai di permukaan tidak seperti yang terjadi di belakang panggung dinamika koalisi.
Sesungguhnya koalisi Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat sedang berupaya keluar dari kegagapan politik dalam memahami konsep dan konteks perubahan yang mereka kampanyekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.