Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah tentang Coretan-coretan di Teks Proklamasi...

Kompas.com - 01/08/2023, 15:54 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Berangkat dari pendapat Hatta tersebut, ketiganya berdiskusi soal rumusan kalimat untuk menuangkan ide “gagasan pemindahan kekuasaan”.

Inilah sebabnya dalam naskah tulisan tangan Prokamasi terdapat coretan-coretan.

Akhirnya, disepakati kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” sebagai kalimat kedua teks Proklamasi.

Perdebatan

Teks tersebut lantas disampaikan Soekarno di hadapan orang-orang yang hadir di rumah Laksamana Maeda.

Di ruangan besar bagian depan rumah tersebut telah berkumpul para anggota “Badan Persiapan Kemerdekaan”, sejumlah pemuda, dan beberapa orang lainnya.

Beberapa anggota Badan Persiapan Kemerdekaan yang hadir di antaranya, Radjiman Wedyodiningrat, Soepomo, Sam Ratulangi, Latuharhary, Boentaran Martoatmodjo, dan Iwa Kusumasumantri.

Sedangkan dari kelompok muda, di antaranya hadir Sukarni, Chaerul Saleh, dan BM Diah.

Baca juga: Kisah Naskah Proklamasi, Mesin Tik Pinjaman Perwira Nazi, dan Draf yang Terbuang

“Sekarang kita sudah memiliki rencana naskahnya. Dan saya harap Saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya, sehingga kita dapat melangkah lebih lanjut dan menjelaskan soal ini sebelum fajar menyingsing,” kata Soekarno.

Dengan sangat perlahan, Soekarno membacakan teks Proklamasi dari kertas yang dia genggam, sehingga setiap orang di ruangan bisa mendengar kata demi kata.

Rupanya, Sukarni, perwakilan kelompok muda, mendebat naskah tersebut. Katanya, teks itu tidak berjiwa revolusioner, terlalu lemah dan lembek.

Oleh Sukarni, naskah Proklamasi dianggap tidak menegaskan tekad kuat bangsa Indonesia untuk mengakhiri penjajahan Jepang.

Seharusnya, menurut dia, teks Proklamasi mencerminkan ambisi untuk memproklamirkan kemerdekaan tanpa bergantung pada Jepang, melainkan atas kehendak rakyat sendiri.

“Saya tidak setuju dengan kalimat kedua. Karena saya tidak percaya bahwa Jepang mau memindahkan kekuasaan kepada kita dengan sukarela. Kita harus merebutnya dari tangan mereka!” seru Sukarni.

Presiden pertama RI, Sukarno, membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.UNIVERSAL/GETTY via BBC INDONESIA Presiden pertama RI, Sukarno, membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Soebardjo bersaksi, ucapan Sukarni itu dipenuhi keyakinan dan semangat kemarahan.

“Semangat bangsa Indonesia yang terinjak-injak dan kini memberontak terhadap penjajahan Belanda berabad-abad lamanja dan penjajahan Jepang selama 3,5 tahun,” tutur Soebardjo.

Halaman:


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com