JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dipenuhi karangan bunga bentuk dukungan jelang sidang vonis terdakwa Hendra Kurniawan dalam kasus obstruction of justice pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Senin (27/2/2023).
Pantauan Kompas.com, karangan bunga tersebut ditumpuk hingga tiga lapis di depan pagar PN Jakarta Selatan.
Tumpukan karangan bunga tersebut menutupi akses trotoar pejalan kaki di depan PN Jakarta Selatan. Karangan bunga bahkan terlihat sampai ke pinggir Jalan Ampera Raya.
Baca juga: Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Jalani Sidang Vonis Hari Ini
Tulisan kalimat dalam karangan bunga tersebut berupa dukungan kepada Hendra Kurniawan.
"Semangat, tetap tinggi saudaraku, dari Dono Valentino" tulis salah satu karangan bunga.
Salah satu karangan bunga menulis, "jangan kriminalisasi institusi Polri."
Dalam kasus ini, Hendra menjadi terdakwa bersama dengan Ferdy Sambo, Chuck Putranto, Baiquni Wibowo, Irfan Widyanto, Agus Nurpatria dan Arif Rachman Arifin.
Adapun Ferdy Sambo dihukum mati atas kasus yang sama ditambah kasus pembunuhan berencana. Kemudian, Irfan Widyanto dan Arif Rachman Arifin divonis 10 bulan, serta Baiquni Wibowo dan Chuck Putranto yang divonis satu tahun penjara.
Baca juga: Sidang Vonis Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Ditunda
Sementara itu, Hendra Kurniawan akan menjalani sidang putusan dalam kasus obstruction of justice hari ini. Seharusnya, Hendra menjalani sidang vonis pada Kamis (23/2/2023). Namun ditunda karena majelis hakim menyatakan belum siap membacakan putusan tersebut.
Hendra terdakwa yang bakal menjalani vonis tersebut pada pokoknya dinilai jaksa penuntut umum (JPU) terbukti melakukan perintangan penyidikan terkait kematian Brigadir J.
Eks Karo Paminal Divisi Propam Polri ini dinilai telah melanggar Pasal 49 jo Pasal 33 Undang-undang No 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Hendra Kurniawan dituntut hukuman pidana penjara tiga tahun dan pidana denda senilai Rp 20 juta subsider tiga bulan kurungan penjara.
Dalam persidangan terungkap bahwa Hendra sempat memerintahkan bawahannya di kepolisian untuk mengecek rekaman CCTV di sekitar TKP penembakan Yosua di lingkungan rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Hendra juga berperan memerintahkan anak buahnya, Arif Rachman Arifin, untuk meminta penyidik Polres Jaksel membuat file dugaan laporan pelecehan fiktif terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.