Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Ketika Partai Politik Masih Tak Lebih dari "Idol Club"...

Kompas.com - 26/02/2023, 22:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Meminjam istilah di dunia penerbangan, kondisi stall bisa saja terjadi di partai politik," tegas Dian.

Saat terjadi persoalan serius pada partai politik yang ibarat pesawat terbang ketika melayang di udara dalam kontestasi elektoral, parta politik bisa kehilangan daya angkat pada waktu elektabilitasnya jeblok. Kondisi ini yang menyerupai stall, yaitu ketika pesawat jatuh menghunjam tegak lurus.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pencalonan Anies Berkorelasi Positif bagi Nasdem

Namun, Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Hari Wibowo, berpendapat, elektabilitas partai politik tidak sesederhana survei. Bagi partai yang digambarkan tren elektabilitasnya terus merosot dari waktu ke waktu ini, dulangan suara tak melulu pula mengandalkan kandidat capres.

"Ada faktor lapangan yang sering tidak tertangkap survei," tegas Dradjad dalam perbincangan dengan Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

Dradjad pun berkeyakinan perolehan suara partainya pada Pemilu 2024 tak akan terjun bebas dibanding perolehan suara pada Pemilu 2019, tidak seperti proyeksi yang tergambar dalam survei terkini Litbang Kompas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar Saling Menguntungkan

Apakah partai politik masih punya taji untuk menjadi kendaraan politik bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat? Atau partai politik hanya milik segelintir orang pengejar kekuasaan? Kita, para pemilih, yang harus menentukannya pada Pemilu 2024.

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com