Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2022, 16:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku partainya tidak terganggu dengan isu perjodohan antara Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Sebaliknya, ia meyakini bahwa koalisi PKB dan Gerindra akan terus ada hingga memenangkan Pemilu 2024.

"Enggak terganggu, kan baru setingkat isu ya. Karena kita berpegang saja kepada pakta yang ditandatangani bahwa capres itu dibicarakan Pak Prabowo dan Gus Muhaimin," kata Jazilul ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Prabowo Dinilai Pragmatis, Besar Kemungkinan Pilih PDI-P ketimbang PKB

Dia pun menegaskan komitmen partainya membangun koalisi dengan Gerindra.

Kata Jazilul, tak ada sedikitpun bayangan PKB bakal berpisah dengan Gerindra. Namun, ia memaklumi jika ada upaya memasangkan tokoh tertentu untuk Pilpres.

"Kita ingin membangun kekuatan sampai menang, cuma kan otak-atik ini selalu ada," ujarnya.

Jazilul menambahkan, hingga hari ini, dirinya belum mendengar bahwa ada pembicaraan untuk mengusulkan Ganjar sebagai tokoh Pilpres 2024 di internal koalisi.

Baca juga: Ancaman Cak Imin Bentuk Komposisi Baru Dinilai Serius, Koalisi PKB-Gerindra di Ujung Tanduk?

"Sampai hari ini belum ada pembicaraan terkait dengan Pak Ganjar," tegasnya.

"Saya setahunya, enggak bahas itu. Yang dibahas setidaknya Gerindra punya capres Pak Prabowo, PKB punya capres Gus Muhaimin, kira-kira itulah," tambah Jazilul.

Wakil Ketua MPR itu kembali menyatakan keseriusan PKB membangun koalisi.

Ia pun menegaskan, PKB tidak akan bercerai dengan Gerindra sebagaimana perceraian juga sesuatu yang sangat dibenci Tuhan.

"Jadi kalau sampai bercerai kami dengan Gerindra, ah enggak bagus itu," tutur anggota Komisi III DPR itu.

Baca juga: Panas Dingin Koalisi Gerindra-PKB: Cak Imin yang Dulu Ngotot Jadi Cawapres Prabowo, Kini Gusar karena Ganjar

Diketahui, belakangan muncul isu perjodohan Prabowo-Ganjar.

Hal ini lantas menimbulkan reaksi antara kedua partai yang sudah berkoalisi, yaitu PKB dan Gerindra.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar bereaksi dengan mengancam akan membentuk komposisi baru jika Prabowo dipasangkan bukan dengan dirinya.

Sementara, Gerindra melalui Sekjen Ahmad Muzani menyatakan bahwa partainya membiarkan waktu yang terus berjalan.

Baca juga: Perjodohan Prabowo-Ganjar dan Ancaman Cak Imin, Sinyal Pecah Kongsi Gerindra-PKB?

Ia enggan berandai-andai soal penjodohan tersebut. Namun, Gerindra dipastikan terus berkomitmen berkoalisi dengan PKB.

"Ya waktu tentu saja berjalan, nanti akan sama-sama kita ikuti dengan siapa Pak Prabowo akan menjadi presiden, dengan siapa nanti Pak Prabowo akan berpasangan dalam hal memilih wakil presiden," kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dorong Airlangga dan Zulhas Maju di Pilpres 2024, PAN: Kami Serius

Dorong Airlangga dan Zulhas Maju di Pilpres 2024, PAN: Kami Serius

Nasional
Bantu Mahasiswa Terapkan Ilmu di Masyarakat, BRGM Raih Penghargaan dari Kemendikbud Ristek

Bantu Mahasiswa Terapkan Ilmu di Masyarakat, BRGM Raih Penghargaan dari Kemendikbud Ristek

Nasional
Naiki Ranpur di Lebanon, Panglima TNI Minta Kendaraan Diganti karena Usang

Naiki Ranpur di Lebanon, Panglima TNI Minta Kendaraan Diganti karena Usang

Nasional
Survei Populi Center: Ganjar Dinilai Paling Mampu Lanjutkan Program Jokowi

Survei Populi Center: Ganjar Dinilai Paling Mampu Lanjutkan Program Jokowi

Nasional
PDI-P Yakin Jokowi Cawe-cawe Sesuai Adab, Tak Akan Intervensi Hasil Pemilu

PDI-P Yakin Jokowi Cawe-cawe Sesuai Adab, Tak Akan Intervensi Hasil Pemilu

Nasional
Mahfud Sebut Sudah Laporkan Isu Dugaan Kebocoran Putusan MK ke Istana

Mahfud Sebut Sudah Laporkan Isu Dugaan Kebocoran Putusan MK ke Istana

Nasional
Demokrat Kritik Jokowi: Presiden Itu Kepala Negara, Tidak Boleh Cawe-cawe

Demokrat Kritik Jokowi: Presiden Itu Kepala Negara, Tidak Boleh Cawe-cawe

Nasional
Jokowi 'Cawe-cawe' demi Bangsa, Pengamat: Tempatkan Jadi Presiden Partisan

Jokowi "Cawe-cawe" demi Bangsa, Pengamat: Tempatkan Jadi Presiden Partisan

Nasional
Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

Nasional
Wapres Kembali Ingatkan ASN untuk Netral dan Profesional Jelang Pemilu 2024

Wapres Kembali Ingatkan ASN untuk Netral dan Profesional Jelang Pemilu 2024

Nasional
Majelis Hakim PN Jakpus yang Putuskan Penundaan Pemilu Tak Penuhi Panggilan KY

Majelis Hakim PN Jakpus yang Putuskan Penundaan Pemilu Tak Penuhi Panggilan KY

Nasional
PPIH Tambah 10 Toilet di Setiap Maktab Arafah untuk Jemaah Haji

PPIH Tambah 10 Toilet di Setiap Maktab Arafah untuk Jemaah Haji

Nasional
Spesifikasi KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, 2 Kapal Penyapu Ranjau Indonesia

Spesifikasi KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, 2 Kapal Penyapu Ranjau Indonesia

Nasional
Bawaslu: Mantan Napi Bisa Jadi Caleg setelah 5 Tahun Bebas Murni dari Semua Hukuman

Bawaslu: Mantan Napi Bisa Jadi Caleg setelah 5 Tahun Bebas Murni dari Semua Hukuman

Nasional
Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Anies Lemah di Jateng dan Jatim

Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Anies Lemah di Jateng dan Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com