Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Neni Nur Hayati
Direktur Eksekutif Democracy and Electoral Empowerment Partnership

Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia. Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sketsa Pemikiran Politik Buya Syafii di Mata Anak Muda

Kompas.com - 07/11/2022, 17:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Semakin aneh oleh perilaku para elite politik kita yang haus akan kekuasaan, bahkan seperti sudah kehilangan akal sehat.

Masa sekarang ini, nampaknya kita sangat sulit menemui tokoh besar yang begitu egaliter, humanis, dan demokratis seperti Buya. Baginya, api semangat untuk terus berkontribusi pada perubahan positif harus terus menyala dan digelorakan.

Teladan terbaik

Selama Buya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2000-2005, sikap demokratis dan pengkhidmatannya untuk persyarikatan sungguh sangat luar biasa.

Bahkan hingga akhir hayatnya, Buya masih tetap mengabdi untuk Muhammadiyah. Buya menyadari betul bahwa kehadiran organisasi kemasyarakatan seperti NU dan Muhammadiyah menjadi modal utama dalam membangun peradaban bangsa.

Hal ini diungkapkan oleh Buya dalam artikelnya di Kompas yang berjudul “Pesan untuk Muhammadiyah dan NU”.

Dua organisasi besar ini, memiliki derajat kesetiaan yang sudah teruji kepada Indonesia. Buya memahami bahwa Muhammadiyah-NU menjadi benteng utama dalam membendung infiltrasi ideologi yang telah kehilangan perspektif masa depan untuk Islam, ke-Indonesiaan, dan kemanusiaan.

Namun, dalam tulisannya Buya juga mempertanyakan apakah generasi baru Muhammadiyah-NU yang lebih terbuka dan punya radius pergaulan yang lebih luas dan bersedia keluar dari kotak-kotak sempit?

Hal ini tentu saja sangat menggelitik dan menjadi evaluasi bagi penulis. Rasanya tidak ada lagi alasan untuk anak muda berdiam diri dan terkurung dalam lingkaran terbatas yang bisa menyesakkan napas dan sia-sia, tulis Buya.

Jangan kuras energi untuk memburu kepentingan pragmatisme jangka pendek. Islam terlalu besar dan mulia hanya untuk dijadikan kendaraan duniawi yang bernilai rendah.

Begitulah Buya, sosok sepuh yang selalu menyapa lintas batas generasi dan memberikan nasihat penting untuk anak muda agar tetap bersikap awas dan siaga dalam menghadapi segala kemungkinan terburuk.

Anak muda jangan terjebak untuk berebut lahan dalam kementerian yang justru malah mempersempit langkah besar ke depan.

Pria yang kerap dijuluki pendekar Chicago ini memberikan teladan terbaik untuk anak muda dalam tindakan kesehariannya.

Pemikir progresif seperti Buya Syafii Maarif tidak pernah pergi meninggalkan dunia ini. Jasad Buya yang pergi, tapi tidak dengan ide-idenya.

Idenya akan tetap abadi hingga kapanpun. Tugas kitalah yang merawat segala warisan yang telah Buya torehkan tentang bangsa, semangat pluralisme, keberagaman, dan kecintaannya kepada negara yang menginginkan keutuhan bangsa, bangsa yang bertumpu pada pengetahuan.

Kesederhanaan Buya semasa hidupnya menjadi cermin dan teladan kita semua, khususnya anak muda yang tidak terjebak pada hedonisme semata. Kita semua bersaksi bahwa Buya telah banyak melakukan kebaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com