Salin Artikel

Sketsa Pemikiran Politik Buya Syafii di Mata Anak Muda

Ahmad Syafii Maarif atau yang dikenal Buya Syafii wafat pada usianya ke 87 tahun.

Kematiannya tentu sangat mengejutkan kita semua. Siapa yang tidak merasakan kehilangan sosok teladan yang sederhana, seia sekata antara perkataan dan perbuatan, bersahaja serta mewakafkan hidupnya untuk kemanusiaan.

Setiap kali Buya berulang tahun, penulis selalu menorehkan tulisan dalam bentuk artikel yang dikirimkan kepada media.

Terakhir, saat ulang tahun Buya ke 86, bersama 30 aktivis perempuan lainnya membuat sebuah buku yang berjudul “Ibu Kemanusiaan”. Kado ulang tahun yang dipersembahkan untuk Buya.

Bahkan, Buya juga ikut menghadiri dan memberikan tanggapan atas terbitnya buku tersebut. Siapa sangka, goresan pena itu adalah tulisan yang terakhir dibaca oleh Buya.

Semangat Buya seperti kaum muda. Bagi Buya, menua adalah keniscayaan, tetapi menjadi tua, sehat dan selalu produktif dengan karya adalah pilihan.

Kiprah Buya Syafii Maarif sudah melampaui batas-batas negara sebagai sebuah institusi politik dan melampaui lintas agama, di mana penulis menyaksikan betul semua agama dan lembaga-agama juga mengakuinya.

Buya Syafii memiliki pandangan agar Islam yang berkembang di Indonesia adalah Islam yang terbuka, inklusif, dan memberi solusi pada masalah besar dan negara.

Umat Islam harus bermental terbuka, visioner, optimistis, tidak putus asa, dan tidak bermental minoritas.

Di tengah kondisi keagamaan yang sedang mengalami kedangkalan hidup, Buya Syafii merupakan sosok yang memiliki kedalaman intelektual, spritual, dan sosial.

Buya memperlihatkan diri sebagai pribadi yang tidak tergoda untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Pemikiran-pemikiran Buya selalu relevan dalam berbagai konteks. Generasi milenial digiring untuk memiliki perspektif, sikap, dan pendirian yang relatif sama dengan Buya dalam memotret berbagai dinamika dan perubahan isu di Indonesia.

Buya memberikan pesan agar generasi muda harus menjadi jangkar bagi penyemaian berbagai ide dan gagasan di masyarakat lebih luas.

Dalam menghadapi suatu persoalan, Buya lebih mengedepankan rasionalitas dengan pendekatan dialog, bukan emosional.

Buya juga mendorong kepada anak-anak muda untuk berpikir konstruktif, progresif dengan terobosan dan inovasi baik itu dalam bidang politik, sosial, agama, kemasyarakatan untuk melawan segala bentuk distorsi yang dapat menyebabkan perpecahan.

Sosok pribadi dan intelektualisme Buya sangat tercermin dalam buku-buku yang dikarangnya dan ratusan artikel opini yang menghiasi media cetak.

Buya termasuk kedalam deretan tiga nama besar pemikir Islam selain Nurchlolish Majid dan Amien Rais (Kompas, 28/05/2022).

Gagasan yang disampaikan dalam goresan penanya selalu menggugah kesadaran anak muda sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.

Di mata kaum perempuan milenial seperti penulis, Buya adalah teladan dan panutan bersama. Sosok sepuh yang mengayomi, hidup dengan kesederhanaan dan kejujuran, jauh dari hedonisme, ultra-konsumerisme dan pragmatisme sosial.

Namun, Buya juga seorang demokrat sejati, pluralis, liberalis, tapi sangat religius. Terhadap teman-teman Angkatan muda Muhammadiyah, buya selalu menekankan untuk shalat berjamaah di masjid.

Oleh karenanya, para anak muda ketika berkunjung untuk menemui Buya, mereka mengenang sosok Buya sangat identik dengan masjid.

Kesaksian dari anak muda Muhammadiyah, Buya memberikan penegasan bahwa bagi seorang Muslim keberadaan masjid menjadi hal yang sangat krusial.

Masjid bukan hanya untuk ibadah, tetapi juga menjadi sarana untuk belajar dan kegiatan sosial lainnya. Maka dari itu, jangan pernah sesekali untuk menjauhi masjid.

Seperti yang diungkapkan Redaktur Mediamu.id ketika berjumpa dengan Buya, memberikan nasihat yang sangat berharga, “Jadilah intelektual dan jangan tinggalkan masjid, jadilah generasi muda dan jangan tinggalkan masjid, jadilah aktivis dan jangan tinggalkan masjid”.

Politik moral

Buya juga seorang budayawan, sejarawan, dan negarawan yang tidak diragukan lagi. Hal yang selalu dilakukannya adalah mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi.

Buya selalu menyuarakan keadilan dan kebenaran dengan sangat tegas serta lantang ketika mendapati keresahan yang terjadi. Meski kerap dikritik keras, disela, dan bahkan dihujat pun tak pernah menunjukkan amarahnya.

Buya memiliki kepedulian besar terhadap kondisi bangsa ini. Buku Buya yang berjudul “Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia”, begitu menggambarkan bagaimana keresahan Buya terhadap krisis keadaban yang terjadi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Karya buya tersebut masih dipandang relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini, di mana krisis peradaban terus menerus menjangkiti dan menggerogoti panggung politik kita.

Akan tetapi, apapun yang terjadi, sepahit apapun kondisinya, Buya pantang untuk berputus asa. Meskipun politik di Indonesia saat ini, penuh anomali dan absurd.

Semakin aneh oleh perilaku para elite politik kita yang haus akan kekuasaan, bahkan seperti sudah kehilangan akal sehat.

Masa sekarang ini, nampaknya kita sangat sulit menemui tokoh besar yang begitu egaliter, humanis, dan demokratis seperti Buya. Baginya, api semangat untuk terus berkontribusi pada perubahan positif harus terus menyala dan digelorakan.

Teladan terbaik

Selama Buya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2000-2005, sikap demokratis dan pengkhidmatannya untuk persyarikatan sungguh sangat luar biasa.

Bahkan hingga akhir hayatnya, Buya masih tetap mengabdi untuk Muhammadiyah. Buya menyadari betul bahwa kehadiran organisasi kemasyarakatan seperti NU dan Muhammadiyah menjadi modal utama dalam membangun peradaban bangsa.

Hal ini diungkapkan oleh Buya dalam artikelnya di Kompas yang berjudul “Pesan untuk Muhammadiyah dan NU”.

Dua organisasi besar ini, memiliki derajat kesetiaan yang sudah teruji kepada Indonesia. Buya memahami bahwa Muhammadiyah-NU menjadi benteng utama dalam membendung infiltrasi ideologi yang telah kehilangan perspektif masa depan untuk Islam, ke-Indonesiaan, dan kemanusiaan.

Namun, dalam tulisannya Buya juga mempertanyakan apakah generasi baru Muhammadiyah-NU yang lebih terbuka dan punya radius pergaulan yang lebih luas dan bersedia keluar dari kotak-kotak sempit?

Hal ini tentu saja sangat menggelitik dan menjadi evaluasi bagi penulis. Rasanya tidak ada lagi alasan untuk anak muda berdiam diri dan terkurung dalam lingkaran terbatas yang bisa menyesakkan napas dan sia-sia, tulis Buya.

Jangan kuras energi untuk memburu kepentingan pragmatisme jangka pendek. Islam terlalu besar dan mulia hanya untuk dijadikan kendaraan duniawi yang bernilai rendah.

Begitulah Buya, sosok sepuh yang selalu menyapa lintas batas generasi dan memberikan nasihat penting untuk anak muda agar tetap bersikap awas dan siaga dalam menghadapi segala kemungkinan terburuk.

Anak muda jangan terjebak untuk berebut lahan dalam kementerian yang justru malah mempersempit langkah besar ke depan.

Pria yang kerap dijuluki pendekar Chicago ini memberikan teladan terbaik untuk anak muda dalam tindakan kesehariannya.

Pemikir progresif seperti Buya Syafii Maarif tidak pernah pergi meninggalkan dunia ini. Jasad Buya yang pergi, tapi tidak dengan ide-idenya.

Idenya akan tetap abadi hingga kapanpun. Tugas kitalah yang merawat segala warisan yang telah Buya torehkan tentang bangsa, semangat pluralisme, keberagaman, dan kecintaannya kepada negara yang menginginkan keutuhan bangsa, bangsa yang bertumpu pada pengetahuan.

Kesederhanaan Buya semasa hidupnya menjadi cermin dan teladan kita semua, khususnya anak muda yang tidak terjebak pada hedonisme semata. Kita semua bersaksi bahwa Buya telah banyak melakukan kebaikan.

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/17251051/sketsa-pemikiran-politik-buya-syafii-di-mata-anak-muda

Terkini Lainnya

Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Nasional
Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Nasional
UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang 'DKI'

UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang "DKI"

Nasional
Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke