Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pemilih yang Tidak Akurat Disebut Jadi Pintu Sengketa Partai Pada Pemilu

Kompas.com - 03/11/2022, 13:52 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data pemlih yang tidak akurat dinilai bisa membuka peluang sengketa baru antar partai politik saat pemilu dilangsungkan.

Direktur Riset dan Program Algoritma Research, Fajar Nursahid mengatakan, partai politik biasanya mengajukan gugatan terkait daftar pemilih menjelang akhir pelaksanaan Pemilu.

“Itu (data pemilih tidak akurat) yang saya kira menjadi potensi sengketa baru karena di mana-mana partai politik selalu menggugatnya di ujung,” kata Fajar dalam diskusi Tribun Series: Masih Adakah Pemilih Siluman di Pemilu 2024 yang tayang di Youtube Tribunnews, Rabu (2/11/2022) malam.

Baca juga: KPU: Pemutakhiran Data Pemilih pada Pemilu 2024 Berdasarkan Alamat di E-KTP

Menurut Fajar, data pemilih yang tidak akurat dan rapi sangat berpotensi memunculkan keraguan dari peserta Pemilu.

Selain itu, data pemilih yang tidak akurat tidak bisa serta merta diklaim sebagai hak suara yang bisa didapatkan salah satu partai maupun pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Sebab, ketika pemilih yang datanya tidak akurat itu menggunakan hak suara mereka, tidak bisa dipastikan memberikan dukungan kepada partai maupun calon pasangan presiden yang mengajukan gugatan.

“Tapi kan menghubungkan apakah mereka memberikan suara menjadi sumir,” ujar Fajar.

Menurut Fajar, ada kecenderungan data pemilih yang tidak akurat dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan dalam proses pemungutan suara. Walaupun pada saat yang sama pihaknya tidak bisa serta merta menduga-duga.

Fajar mengatakan, pihaknya pernah melakukan tes apakah ketidakakuratan data pemilih cenderung muncul di daerah kantong pemilih partai tertentu.

Baca juga: Koordinasikan Data Pemilih Eks TNI, KPU Sebut Jenderal Andika Sudah Klasifikasikan

“Ya ada tendensi tapi kan kita tidak bisa menduga-duga,” ujar Fajar.

Sebagai informasi, akurasi data pemilih menjadi salah satu persoalan yang disorot dalam pelaksanaan Pemilu.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Betty Epsilon Idroos mengatakan pihaknya terus memperbaiki dan memutakhirkan data calon pemilih. Tindakan ini dilakukan seiring kondisi jumlah calon pemilih di lapangan yang berubah.

Ia juga mengatakan KPU membersihkan data calon pemilih yang tidak akurat, seperti data ganda dan invalid.

Baca juga: KPU Minta Warga Sampaikan ke Petugas jika Ada Anggota Keluarga Penyandang Disabilitas

“Justru sekarang dengan Sidalih (Sistem Data Pemilih), proses pembersihan data selalu dilakukan, termasuk banyaknya data ganda dan data invalid di lapangan,” tutur Betty kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com