Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Berlinangan Air Mata, Ibu Brigadir J Ungkap Percakapan Terakhir dengan Putranya

Kompas.com - 01/10/2022, 08:10 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat, 8 Juli 2022 sekira pukul 10.00 pagi menjadi momen percakapan terakhir Rosti Hutabarat dengan putranya, Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Sekitar 7 jam setelah komunikasi itu, Yosua tewas dalam penembakan di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Ferdy Sambo.

Rosti mengungkap, tak ada yang spesial dari perbincangan terakhirnya dengan sang putra. Pagi itu, seperti biasa, Yosua menanyakan kabar Rosti dan mengingatkan ibunya untuk membaca Alkitab.

"Percakapan terakhir yang paling saya ingat, dia menyuruh mamanya membaca Alkitab, tanggal 8 (Juli), dia menanyakan keadaan kami," kata Rosti dalam wawancaranya di program Rosi Kompas TV, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Kapolri Sebut Hasil “Lie Detector” Ferdy Sambo dkk Akan Dibuka di Persidangan

Percakapan itu terekam dalam pesan WhatsApp. Kepada putranya, Rosti menyampaikan bahwa dia dan keluarga dalam keadaan baik.

Rosti lantas bertanya balik tentang keadaan putranya. Yosua mengaku dirinya baik-baik saja.

"Dia bilang sehat-sehat ya mama ya. (Rosti membalas) baik-baik ya anakku, abang juga sehat-sehat," ucap Rosti.

"Jadi jam 10 lewat 5 itu anak itu hanya membaca dan tidak ada lagi membalas WA (WhatsApp) kami. Itu terakhir," tuturnya.

Baca juga: Ferdy Sambo dan Sederet Polisi Lain yang Disidang Etik Terkait Kasus Brigadir J

Rosti menuturkan, dirinya rutin berkomunikasi dengan Yosua kendati keduanya terpisah jarak Jambi-Jakarta. Menurut Rosti, sesibuk apa pun, putranya selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan atau menelepon.

Percakapan mereka hanya seputar menanyakan kabar masing-masing. Yosua juga rutin mengingatkan orang tuanya untuk membaca Alkitab.

"Kalau malam mamanya tidak sempat membaca chat dia atau teleponnya tidak terdengar, bahkan subuh dia pasti akan membangunkan sekaligus mengingatkan kembali, berdoa mama," ungkap Rosti.

Rosti begitu kehilangan putranya. Dia juga sangat berduka karena Yosua harus pergi dengan cara seperti ini.

Kendati demikian, dia mengaku tak akan menyerah memperjuangkan keadilan untuk Yosua.

Harapan Rosti, hukum di Indonesia mampu memberikan keadilan untuk putranya dan ganjaran yang setimpal bagi para pelaku.

"Bantulah kami keluarga yang kecil ini untuk mengungkap kasus ini agar terungkap dengan seterang-terangnya dan sebenar-benarnya agar keadilan di negeri ini diwujudkan," tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com