Judi ....
Menjanjikan kemenangan
Judi ....
Menjanjikan kekayaan
Bohong.....
Kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong ......
Kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Judi ......
Meracuni kehidupan
Judi ......
Meracuni keimanan
Lirik lagu “Judi” yang didendangkan raja dangdut Rhoma Irama ini sepertinya akan tetap relevan sepanjang masa, sepanjang judi masih ada.
Permainan judi masih dikategorikan melanggar hukum di tanah air. Hal ini berbeda dengan ketentuan di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina, misalnya.
Perjudian di negara-negara tersebut diperbolehkan, khusus di Malaysia kegiatan “adu keberuntungan” itu di lokalisir di Genting Highland.
Singapura menjadi “surga” bagi para penjudi mengadu peruntungan. Bahkan negara jiran ini menjadikan judi sebagai salah satu pendapatan yang potensial bagi negara.
Saya pernah berkesempatan menaiki kapal pesiar Royal Carribean yang bertolak dari Singapura dengan destinasi ke Penang, Malaysia dan Phuket, Thailand.
Salah satu “hiburan” yang disediakan selama empat hari pelayaran tersebut adalah permainan judi. Singapura memiliki sentra-sentra perjudian seperti di Kawasan Marina Bay dan Geylang.
Bayangkan saja segala kemungkinan bisa terjadi di arena judi seperti kasino. Orang bisa datang sebagai orang miskin dan pulang bisa “tajir melintir”. Tentu saja dengan catatan, orang tersebut memiliki keberuntungan untuk menang.
Sebaliknya, seorang jutawan bisa pulang sebagai tunawisma jika kalah. Malahan, banyak yang mengalami kerugian hingga triliunan rupiah karena kalah berjudi.
Kisah William Yan yang mendadak “bangkrut” kiranya bisa menjadi hikmah untuk penjudi.
Direktur utama sebuah perusahaan farmasi di Tiongkok itu pernah mengalami kerugian yang “ambyar” hingga mencapai Rp 4 triliun akibat kalah judi di Selandia Baru. Padahal William hanya “bermain” kurang dari 24 jam.
Mengetahui nominal yang dipertaruhkan di meja judi begitu fantastis, Pemerintah Tiongkok segera sigap mengusut kekayaan William Yan. William dicurigai “menilep” dana perusahaan untuk memuaskan hobinya bermain judi.
Lain lagi sepak terjang CEO Oriental Trading Company, Terry Watanabe di arena judi. Kebiasaannya berjudi membuat dirinya terpuruk.
Sejak “berkarir” di meja judi dari tahun 2007 hingga tahun 2010, Terry meludeskan 204 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 2,7 triliun.
Rekor kekalahan Terry sebanyak Rp 2,7 triliun itulah yang membuat namanya lebih terkenal dibandingkan bisnisnya (Seputarcibubur.com, 10 Juni 2022).
Sebetulnya masih banyak kisah-kisah penjudi yang nasibnya “blangsak” karena mempertaruhkan segala yang dimilikinya di meja judi dan akhirnya kalah. Sial kata mereka, karena belum beruntung.
Mungkin saja kisah-kisah ini akan mendapat narasi tambahan dari pengalaman Gubernur Papua, Lukas Enembe yang kerap menghabiskan waktu di Solaire Resort and Casino di Manila, Genting Higland, Malaysia dan Crockford Sentosa, Singapura.
Lukas menjadi pejabat publik pertama yang “tercaptured” bermain judi di luar negeri.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.