Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Betapa "Syulit" Lupakan Lukas

Kompas.com - 27/09/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Judi ....
Menjanjikan kemenangan
Judi ....
Menjanjikan kekayaan
Bohong.....
Kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong ......
Kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Judi ......
Meracuni kehidupan
Judi ......
Meracuni keimanan

Lirik lagu “Judi” yang didendangkan raja dangdut Rhoma Irama ini sepertinya akan tetap relevan sepanjang masa, sepanjang judi masih ada.

Permainan judi masih dikategorikan melanggar hukum di tanah air. Hal ini berbeda dengan ketentuan di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina, misalnya.

Perjudian di negara-negara tersebut diperbolehkan, khusus di Malaysia kegiatan “adu keberuntungan” itu di lokalisir di Genting Highland.

Singapura menjadi “surga” bagi para penjudi mengadu peruntungan. Bahkan negara jiran ini menjadikan judi sebagai salah satu pendapatan yang potensial bagi negara.

Saya pernah berkesempatan menaiki kapal pesiar Royal Carribean yang bertolak dari Singapura dengan destinasi ke Penang, Malaysia dan Phuket, Thailand.

Salah satu “hiburan” yang disediakan selama empat hari pelayaran tersebut adalah permainan judi. Singapura memiliki sentra-sentra perjudian seperti di Kawasan Marina Bay dan Geylang.

Bayangkan saja segala kemungkinan bisa terjadi di arena judi seperti kasino. Orang bisa datang sebagai orang miskin dan pulang bisa “tajir melintir”. Tentu saja dengan catatan, orang tersebut memiliki keberuntungan untuk menang.

Sebaliknya, seorang jutawan bisa pulang sebagai tunawisma jika kalah. Malahan, banyak yang mengalami kerugian hingga triliunan rupiah karena kalah berjudi.

Kisah William Yan yang mendadak “bangkrut” kiranya bisa menjadi hikmah untuk penjudi.
Direktur utama sebuah perusahaan farmasi di Tiongkok itu pernah mengalami kerugian yang “ambyar” hingga mencapai Rp 4 triliun akibat kalah judi di Selandia Baru. Padahal William hanya “bermain” kurang dari 24 jam.

Mengetahui nominal yang dipertaruhkan di meja judi begitu fantastis, Pemerintah Tiongkok segera sigap mengusut kekayaan William Yan. William dicurigai “menilep” dana perusahaan untuk memuaskan hobinya bermain judi.

Lain lagi sepak terjang CEO Oriental Trading Company, Terry Watanabe di arena judi. Kebiasaannya berjudi membuat dirinya terpuruk.

Sejak “berkarir” di meja judi dari tahun 2007 hingga tahun 2010, Terry meludeskan 204 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 2,7 triliun.

Rekor kekalahan Terry sebanyak Rp 2,7 triliun itulah yang membuat namanya lebih terkenal dibandingkan bisnisnya (Seputarcibubur.com, 10 Juni 2022).

Sebetulnya masih banyak kisah-kisah penjudi yang nasibnya “blangsak” karena mempertaruhkan segala yang dimilikinya di meja judi dan akhirnya kalah. Sial kata mereka, karena belum beruntung.

Mungkin saja kisah-kisah ini akan mendapat narasi tambahan dari pengalaman Gubernur Papua, Lukas Enembe yang kerap menghabiskan waktu di Solaire Resort and Casino di Manila, Genting Higland, Malaysia dan Crockford Sentosa, Singapura.

Lukas menjadi pejabat publik pertama yang “tercaptured” bermain judi di luar negeri.

Kisah Lukas berjudi dan kelaparan di Papua

Gubernur Papua Lukas Enembe terlihat berjalan bersama seorang perempuan di Changi Airport, Singapura pada Juli 2022.Istimewa Gubernur Papua Lukas Enembe terlihat berjalan bersama seorang perempuan di Changi Airport, Singapura pada Juli 2022.
Menurut data Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Lukas kerap melakukan kunjungan ke negeri jiran sejak Desember 2021 hingga Agustus 2022. Tercatat Lukas melakukan 25 kali melakukan perjalanan ke luar negeri.

Dari foto dan rekaman video yang dimiliki MAKI, selain nampak Lukas tengah serius bermain judi juga terlihat adegan Lukas sedang berjalan di Bandara Changi, Singapura (Kompas.com, 25 September 2022).

Selain berobat, Lukas kerap menyatroni beragam kasino. Kunjungannya ke Jerman, juga tidak diketahui alasan yang jelas, apakah mendapat izin dari Kementerian Dalam Negeri atau tidak.

Galibnya, setiap kepala daerah yang akan pergi ke luar negeri harus mendapat izin dan sepengetahuan dari menteri dalam negeri.

Di saat banyak kepala daerah lain “berlomba-lomba” memperbaiki kondisi masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan, baik akibat pandemi maupun kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, begitu mencengangkan melihat “kelakuan” Lukas Enembe.

Hingga Maret 2022, Papua menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Bumi Cenderawasih itu mencapai 26,56 persen.

Jumlah penduduk Papua yang berada di bawah garis kemiskinan sebesar 922,12 ribu orang (DataIndonesia.id, 19 Juli 2022).

Dari data BPS Provinsi Papua, realisasi pendapatan daerah tahun 2019 mencapai Rp 16, 218 triliun, pada 2020 menurun menjadi Rp 12, 782 triliun dan 2021 meningkat lagi menjadi Rp 14,763 triliun.

PT Freeport Indonesia yang melakukan penambangan dan melakukan eksplorasi biji yang mengandung tembaga, emas dan perak berlokasi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Yang lebih mencengangkan lagi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut pemerintah pusat telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 1.000,7 triliun sejak pemberlakukan Otonomi Khusus (Otsus) Papua tahun 2001 hingga sekarang.

Yang memiriskan, anggaran “jumbo” tersebut tidak memberi efek sama sekali untuk pengentasan kemiskinan rakyat Papua (Kompas.com, 23/09/2022).

Sementara itu, bencana kelaparan terus terjadi di Tanah Papua. Jika dipresentasikan sejak Lukas Enembe menjabat sebagai Gubernur Papua, 5 September 2013, telah terjadi kasus kelaparan akut di tiga kabupaten di wilayah Pegunungan Papua, yakni Lanny Jaya, Puncak, dan Nduga di 2015.

Kondisi terparah terjadi di Kuyuwage dan Wano Barat di Lanny Jaya. Sebelas warga “berkalang tanah” akibat kelaparan. Korban umumnya anak-anak dan para lanjut usia (Kompas.id, 6 Agustus 2022).

Di Kabupaten Asmat, 72 anak meninggal akibat kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk sepanjang 2017 hingga 31 Januari 2018.

Setidaknya ada 602 anak di Asmat yang menderita gizi buruk serta terjangkit campak dan sejumlah penyakit lain. Tujuh distrik yang mengalami KLB campak dan gizi buruk yaitu Swator, Aswi, Fayit, Pula Tiga, Jetsy, Kolf Braza dan Siret.

Kasus gizi buruk masih terjadi setelah pencabutan status KLB pada Februari 2018. Sepanjang Juli hingga Oktober 2018, ada empat anak balita di Asmat yang meninggal akibat gizi buruk yang disertai penyakit lain.

Laporan Kompas juga menyebut sepanjang Januari hingga Juni 2019 masih ada 508 anak menderita gizi buruk dan 2.221 anak menderita gizi kurang di Provinsi Papua. Mereka ini tersebar di 18 kabupaten dan 1 kota.

Tercatat kasus gizi buruk tertinggi ada di Nabire (125 kasus), Merauke (124) dan Intan Jaya (105). Jika ditelisik data lebih cermat, tentu akan lebih banyak lagi ditemukan kasus-kasus kelaparan di 29 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua.

Jika ditarik mundur sebelum menjabat Gubernur Papua, Lukas Enembe adalah Wakil Bupati Puncak Jaya di periode 2001 hingga 2006 serta Bupati Puncak Jaya di era 2007 – 2012.

Justru sepanjang Desember 2005 hingga Februari 2006 di Distrik Illaga dan Gome, Kabupaten Puncak Jaya terjadi kelaparan yang merenggut 15 warga. Korban yang tewas karena kurang makan umumnya anak-anak dan orang berusia lanjut (Kompas.id, 6 Agustus 2022).

Butuh keberanian KPK dan kejujuran Lukas

Berlarut-larutnya proses pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak berhasil menghadirkan Lukas Enembe dengan beragam alasan, membuat kasus Lukas masih belum terang benderang.

Dari sejarah pemeriksaan tersangka, baru kali ini KPK tidak berhasil menghadirkan tersangka walau jelas-jelas diketahui keberadaannya.

Berbeda dengan kasus Harun Masiku karena tidak diketahui keberadaannya.

Tudingan dari elite Partai Demokrat dan kuasa hukum Lukas Enembe yang menyebut ada aroma “politis” telah dibantah oleh Mahfud MD, Kementerian Dalam Negeri bahkan Badan Intelijen Negara.

Pemerintah memastikan sangkaan KPK terhadap Lukas Enember berdasarkan “tracing” Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap 12 temuan penyimpanan dan pengelolaan uang yang tidak wajar. Angkanya mencapai ratusan miliar rupiah.

PPATK sudah memblokir sejumlah rekening bank dan asuransi milik dan yang terkait Lukas senilai Rp 71 miliar (Kompas.com, 26/09/2022).

Betul apa yang dikatakan Sekretaris Umum Sinode Kingmi Papua, Jones Wenda yang menyebut judi adalah penyakit sosial. Seorang pejabat harusnya memberi teladan bagi warganya. Bukannya malah malah bermain judi.

Andai ayah angkat saya Presiden Organisasi Papua (OMP) Mozes Weror masih hidup, tentu mendiang akan kecewa setengah mati melihat korupsi dan ketidakbecusan masih terjadi di Tanah Papua.

Saat saya berkunjung ke Madang, Papua Nugini tahun 1995 silam, Mozes kerap bercerita kepada saya tentang obsesinya. Dia mencita-citakan rakyat Tanah Papua bisa sejahtera, makmur dan tidak ada yang kelaparan di negerinya sendiri.

Judul tulisan kolom ini sengaja meminjam lagu yang tengah viral di linimasa, yang disenandungkan warga Lembata, Nusa Tenggara Timur, Intan Sriastuti.

Intan mengubah lirik asli dari lagu “Cukup Dikenang Saja” yang dipopulerkan The Junas.

Jika liriknya juga saya bisa gubah, akan saya nyanyikan; “Begitu syulit lupakan Lukas. Apalagi Lukas bermasalah. Begitu susah, KPK memeriksanya”.

Siapa tahu, kesulitan KPK dalam mendatangkan Lukas Enembe bisa dipahami Lukas dan warga Papua pendukungnya.

Justru keberanian Lukas mendatangi KPK dan bisa membuktikan asal-usul kekayaan yang dimilikinya menjadi penjelas atas tuduhan yang disematkan KPK.

KPK bukan Tuhan. Justru publik ingin mengetahui transparansi kasus Lukas Enembe yang selama ini penuh drama, dari sakit stroke, penyalahgunaan dana Otsus hingga penyelenggaraan PON, tekanan politik tingkat atas, kepemilikan tambang emas, timbunan uang tunai hingga judiiii....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com