Justru sepanjang Desember 2005 hingga Februari 2006 di Distrik Illaga dan Gome, Kabupaten Puncak Jaya terjadi kelaparan yang merenggut 15 warga. Korban yang tewas karena kurang makan umumnya anak-anak dan orang berusia lanjut (Kompas.id, 6 Agustus 2022).
Berlarut-larutnya proses pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak berhasil menghadirkan Lukas Enembe dengan beragam alasan, membuat kasus Lukas masih belum terang benderang.
Dari sejarah pemeriksaan tersangka, baru kali ini KPK tidak berhasil menghadirkan tersangka walau jelas-jelas diketahui keberadaannya.
Berbeda dengan kasus Harun Masiku karena tidak diketahui keberadaannya.
Tudingan dari elite Partai Demokrat dan kuasa hukum Lukas Enembe yang menyebut ada aroma “politis” telah dibantah oleh Mahfud MD, Kementerian Dalam Negeri bahkan Badan Intelijen Negara.
Pemerintah memastikan sangkaan KPK terhadap Lukas Enember berdasarkan “tracing” Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap 12 temuan penyimpanan dan pengelolaan uang yang tidak wajar. Angkanya mencapai ratusan miliar rupiah.
PPATK sudah memblokir sejumlah rekening bank dan asuransi milik dan yang terkait Lukas senilai Rp 71 miliar (Kompas.com, 26/09/2022).
Betul apa yang dikatakan Sekretaris Umum Sinode Kingmi Papua, Jones Wenda yang menyebut judi adalah penyakit sosial. Seorang pejabat harusnya memberi teladan bagi warganya. Bukannya malah malah bermain judi.
Andai ayah angkat saya Presiden Organisasi Papua (OMP) Mozes Weror masih hidup, tentu mendiang akan kecewa setengah mati melihat korupsi dan ketidakbecusan masih terjadi di Tanah Papua.
Saat saya berkunjung ke Madang, Papua Nugini tahun 1995 silam, Mozes kerap bercerita kepada saya tentang obsesinya. Dia mencita-citakan rakyat Tanah Papua bisa sejahtera, makmur dan tidak ada yang kelaparan di negerinya sendiri.
Judul tulisan kolom ini sengaja meminjam lagu yang tengah viral di linimasa, yang disenandungkan warga Lembata, Nusa Tenggara Timur, Intan Sriastuti.
Intan mengubah lirik asli dari lagu “Cukup Dikenang Saja” yang dipopulerkan The Junas.
Jika liriknya juga saya bisa gubah, akan saya nyanyikan; “Begitu syulit lupakan Lukas. Apalagi Lukas bermasalah. Begitu susah, KPK memeriksanya”.
Siapa tahu, kesulitan KPK dalam mendatangkan Lukas Enembe bisa dipahami Lukas dan warga Papua pendukungnya.
Justru keberanian Lukas mendatangi KPK dan bisa membuktikan asal-usul kekayaan yang dimilikinya menjadi penjelas atas tuduhan yang disematkan KPK.
KPK bukan Tuhan. Justru publik ingin mengetahui transparansi kasus Lukas Enembe yang selama ini penuh drama, dari sakit stroke, penyalahgunaan dana Otsus hingga penyelenggaraan PON, tekanan politik tingkat atas, kepemilikan tambang emas, timbunan uang tunai hingga judiiii....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.