Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite PDI-P Diminta Pilih Ganjar daripada Puan, GP Mania: Kalau Mau Hattrick Menang Pemilu

Kompas.com - 21/09/2022, 14:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) Immanuel Ebenezer atau Noel berpendapat, hendaknya elite PDI-P mendengar suara rakyat untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024 dibandingkan Ketua DPR Puan Maharani.

Pasalnya, Noel mengingatkan bahwa PDI-P ingin memenangkan Pemilu untuk ketiga kalinya pada tahun 2024.

"(PDI-P) Partai yang mau hattrick di 2024, apalagi tema mereka kan 2024 hattrick ya kan. Nah kalau mau hattrick, riset beberapa lembaga survei itu, mas Ganjar elektabilitasnya tinggi," kata Noel saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: Terungkapnya Dewan Kolonel, Kuda-kuda Puan Menuju Capres 2024

Noel menyatakan hal itu ketika diminta tanggapan soal terbentuknya Dewan Kolonel, sebuah kelompok dari beberapa anggota Fraksi PDI-P DPR untuk mendukung Puan sebagai capres.

Menurut dia, Dewan Kolonel itu menandakan suara dari elite PDI-P pendukung Puan.

Ia menilai, jika PDI-P pada akhirnya mengusung Puan, maka akan menurunkan elektoral partai berlambang banteng moncong putih itu.

Sebab, elektabilitas Puan dinilai lebih rendah daripada Ganjar jika dilihat dari hasil sejumlah survei nasional.

Baca juga: Saingi Dewan Kolonel Puan, Dewan Kopral untuk Ganjar Pranowo Segera Dibentuk

"Kalau seandainya PDI-P tidak mengusung sosok yang tidak memiliki dampak elektoral, ya itu pasti nyungsep. Apalagi di era digital begini," ungkap dia.

"Begitu, elite ini jangan bermain-main lah dengan suara rakyat. Apalagi di era digital begini," sambung dia.

Lebih lanjut, Noel tak masalah jika pada akhirnya PDI-P tetap menjatuhkan pilihannya pada Puan Maharani.

Namun, kata dia, keputusan itu dikhawatirkan berdampak buruk bagi elektoral PDI-P.

"Tahun 2024 kalau PDI-P mau ditinggalkan oleh rakyat, ya silakan saja usung yang kandidat yang tidak memiliki elektabilitas dan tidak memiliki dampak elektoral," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com