Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung yang Kecewa Prabowo Gabung ke Pemerintahan Jokowi Diprediksi Beralih Dukung Anies

Kompas.com - 15/08/2022, 13:22 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, keputusan Prabowo Subianto mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo membuat sebagian pemilihnya pada Pemilu 2014 dan 2019 menarik dukungan mereka.

Diprediksi, dukungan tersebut dialihkan ke Anies Baswedan seandainya Gubernur DKI Jakarta itu mencalonkan diri pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

"Pasti ada sebagian basis massa pemilihnya di dua pemilu kemarin yang katakanlah merasa kecewa, dan kalau kita baca kan yang kecewa itu kemudian yang memilih Anies," kata Yunarto kepada Kompas.com, Minggu (14/8/2022).

Baca juga: Jejak Prabowo di Tiga Pemilu Presiden: 2009, 2014, dan 2019

Menurut Yunarto, pendukung Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019 umumnya adalah mereka yang tidak menyukai atau tak mendukung Jokowi.

Oleh karenanya, sebagian pendukung merasa kecewa Prabowo bergabung ke pemerintah, sebab Jokowi merupakan lawan Ketua Umum Partai Gerindra itu pada Pemilu 2014 dan 2019.

Jika Prabowo hendak mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024, menurut Yunarto, PR besarnya adalah memastikan pendukungnya dahulu mau memilihnya lagi.

"Bagaimana Pak Prabowo memastikan captive market-nya atau basis pemilihnya yang dulu kita tahu adalah basis pemilih yang cenderung anti-Jokowi memilihnya," ujarnya.

Baca juga: Puja Puji Prabowo untuk Jokowi: Kalau Saya Presiden, Tidak Gampang Meneruskan yang Beliau Bangun

Yunarto menyebut, Prabowo kini berada di area abu-abu. Pemilih yang tak suka pada sosok Jokowi diduga akan memberikan suara mereka untuk Anies Baswedan pada Pemilu 2024.

Sementara, pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin diprediksi bakal memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sehingga sulit bagi Prabowo mencitrakan diri sebagai penerus Jokowi.

"Pak Prabowo ini sekarang berada di antara dua sosok lain, Ganjar dan Anies. Yang satu jelas dikategorikan sebagai penerus Jokowi, yang satu dikategorikan sebagai simbol anti-Jokowi," kata Yunarto.

"Pak Prabowo ada di tengah-tengahnya ini, grey area. Yang juga harus dikuatkan oleh Pak Prabowo kembali basis massanya seperti apa," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto menyatakan bakal mencalonkan diri di Pemilu Presiden 2024.

Rencana pencalonan itu telah dideklarasikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12 Agustus kemarin.

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).

Baca juga: Isi Piagam Deklarasi Koalisi Gerindra-PKB: Penentuan Capres-Cawapres oleh Prabowo-Cak Imin

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengaku tak menyesal bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.

“Keyakinan saya, insting saya, saya tidak ingin bangsa ini mengalami perpecahan,” tutur dia.

Adapun nama Prabowo kerap menjuarai survei elektabilitas calon presiden versi berbagai lembaga. Selain itu, nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga hampir selalu masuk 3 besar survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com