Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Peristiwa Kudatuli: Saat Konflik Partai Berujung Kerusuhan Mencekam

Kompas.com - 27/07/2022, 14:29 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Pecahnya kerusuhan 27 Juli

Atas dinamika ini, tensi politik seketika meninggi. Dukungan untuk Megawati mengalir, utamanya dari aktivis dan mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru pimpinan Soeharto.

Jelang akhir Juli 2022, isu perebutan DPP PDI menguat. PDI kubu Mega pun menjaga kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, siang dan malam.

Akhirnya, tiba pada tragedi kelam 27 Juli 1996. Hari masih pagi ketika massa pendukung PDI Soerjadi berdatangan ke kantor DPP PDI sekira pukul 06.20 WIB.

Dikutip dari Harian Kompas terbitan 29 Juli 1996, massa berbondong-bondong datang mengenakan kaus berwarna merah bertuliskan "DPP PDI Pendukung Kongres Medan", lengkap dengan ikat kepala.

Seolah siap berbenturan, mereka tiba menggunakan delapan truk mini bercat kuning.

Sebelum kerusuhan pecah, massa pendukung Soerjadi dan Megawati sempat berdialog. Pendukung Mega meminta supaya kantor DPP PDI dinyatakan status quo.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 dan Kebungkaman Megawati

Namun, dialog singkat 15 menit itu tak menghasilkan kata sepakat. Tepat pukul 06.35 WIB, bentrok kedua kubu tak terbendung.

Massa pendukung Soerjadi melempari kantor DPP PDI dengan batu dan paving block. Sebaliknya, pendukung Mega membalas dengan melempar benda seadanya di sekitar halaman kantor.

Tak lama, massa pendukung Soerjadi berhasil masuk ke kantor DPP PDI, mendesak kubu Megawati.

Pukul 08.00, aparat keamanan turun tangan. Kantor DPP PDI diambil alih aparat dan dijaga pasukan antihuru-hara.

Namun, kekacauan tak kunjung meredam. Menjelang siang, massa justru kian menyemut dari yang semula ratusan menjadi ribuan, memadati ruas Jalan Diponegoro.

Saat itu, massa bukan lagi hanya dari pendukung Megawati maupun Soerjadi, tetapi juga para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mahasiswa. Kalangan ini menggelar aksi mimbar bebas di dekat Stasiun Cikini.

Mimbar tersebut sempat bergeser ke Jalan Diponegoro, sebelum akhirnya bentrok dengan aparat keamanan.

Benturan antara massa dan aparat kian tak keruan pada siang hari. Massa terdesak mundur ke arah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Jalan Salemba.

Baca juga: Komnas HAM Disebut Belum Pernah Rekomendasikan Peristiwa Kudatuli sebagai Pelanggaran Berat HAM

Aksi bakar membakar pun tak terhindarkan. Jelang sore hari, api berkobar melalap tiga bus kota dan beberapa bus tingkat di Jalan Salemba yang diduga ulah pendukung Soerjadi dan Megawati.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com