"Data menunjukkan pemberian dosis keempat khususnya pada kelompok rawan, lansia, komorbid, memberikan proteksi perlindungan 64 persen dari potensi masuk rumah sakit, dan 72 persen proteksi dari kematian untuk kelompok rawan," terang Dicky.
Dicky menuturkan, pemberian vaksin dosis keempat bertujuan untuk merespons varian-varian baru virus Covid-19, termasuk Omicron dan turunannya.
Tidak heran, banyak negara maju dan berkembang mulai mengakselerasi dosis keempat.
Idealnya, sebut Dicky, vaksin dosis keempat diberi setelah seseorang menerima vaksin dosis ketiga sekitar 4 bulan sebelumnya.
Dia meyakini, pemberian vaksin ini mampu mengurangi angka kematian akibat Covid-19.
"Data di AS menunjukkan kalau (usia) di atas 50 tahun belum mendapatkan dosis keempat sejak 4 bulan menerima dosis ketiga, maka risiko kematian 4 kali lebih tinggi," tuturnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah buka suara terkait wacana vaksinasi dosis keempat ini.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, saat ini pihaknya masih mendorong cakupan vaksinasi dosis ketiga untuk terus ditingkatkan.
Baca juga: Covid-19 Masih Ada, Masyarakat Diimbau Vaksin Booster demi Tekan Angka Kematian
Pasalnya, cakupan vaksinasi booster dosis ketiga masih belum sempurna. Pemerintah sendiri baru mewajibkan vaksin booster sebagai syarat masuk mal, perkantoran, hingga syarat perjalanan sejak 17 Juli 2022.
"Sampai saat ini pemerintah/Kemenkes masih mendorong cakupan booster pertama," ucap Maxi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/7/2022).
Kendati demikian, kata Maxi, tak menutup kemungkinan vaksin dosis keempat menjadi opsi lanjutan.
Oleh karenanya, Kemenkes mendorong masyarakat segera mengakses vaksinasi dosis ketiga di sentra-sentra vaksinasi yang telah tersedia.
Baca juga: Vaksinasi Booster Akan Diwajibkan pada Sejumlah Kegiatan Masyarakat
Sementara, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan, vaksin dosis empat untuk masyarakat umum mulai dipertimbangkan pemerintah karena adanya prediksi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
"Beberapa negara sudah mulai dosis empat (booster) kedua. Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang," kata Syahril yang dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Jumat.
Syahril menyebutkan, sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan status pandemi Covid-19 di dunia akan berlangsung lama.