JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) Wiku Adisasmito berharap, masyarakat atau para peternak dapat mendeteksi lebih awal hewan ternak yang rentan terjangkit PMK.
Dia mengungkapkan, hewan rentan yang terinfeksi ditandai adanya lepuh atau erosi di mulut, lidah, gusi, lubang hidung puting dan di kulit sekitar kuku.
"Hewan lebih sering berbaring. Pada ternak potong terjadi penurunan bobot badan, dan pada ternak perah dapat terjadi penurunan produksi susu yang sangat drastis," ujar Wiku dilansir dari siaran persnya pada Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Pemerintah Bakal Gencarkan Vaksinasi Hewan Ternak untuk Cegah PMK
Dia melanjutkan, virus PMK dapat menular ke hewan rentan PMK melalui kontak langsung dan tidak langsung.
Penularan melalui kontak langsung terjadi saat hewan yang sehat berkontak dengan hewan yang terinfeksi.
Sementara itu penularan melalui kontak tidak langsung dapat terjadi saat virus tidak sengaja terbawa oleh manusia.
Baca juga: Vaksinasi PMK Diprioritaskan pada Ternak Sehat di Zona Merah
"Seperti terjadinya kontaminasi pada anggota tubuh, pakaian atau alas kaki yang tengah digunakan, atau kontaminasi pada kendaraan atau peralatan yang kemudian berkontak dengan hewan rentan sehingga virus PMK menginfeksi hewan tersebut," jelas Wiku.
"Kita perlu memastikan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan ketat untuk menjaga penyebaran virus PMK hewan rentan PMK lainnya," tegasnya.
Oleh karena itu masyarakat diharapkan waspada, agar tidak menyebabkan dampak kerugian yang besar. Terlebih dapat berdampak pula pada usaha peternak maupun perekonomian nasional.
Baca juga: Pemerintah Larang Hewan Rentan PMK dan Produk Turunannya Keluar Masuk Bali
Ia menambahkan, wabah PMK juga berpotensi pada pembatasan dan pengaturan perjalanan manusia kedepannya.
"PMK dapat mengakibatkan kematian pada ternak, terjadinya penurunan stok daging nasional, berkurangnya produksi susu nasional, serta pelarangan atau pembatasan ekspor produk ternak dan turunannya," tambah Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.