JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Pakar Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) Wiku Adisasmito mengatakan, vaksinasi hewan rentan PMK akan dilakukan pada hewan ternak dalam kondisi sehat yang berada di zona merah.
Vaksinasi tersebut, merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pengendalian wabah yang menyerang hewan berkuku belah tersebut.
"Kegiatan vaksinasi diprioritaskan pada ternak sehat yang berada di zona merah dengan populasi ternak besar serta angka kasus tinggi," ujar Wiku saat konferensi pers virtual, Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Pemerintah Upayakan Pengembangan Vaksin Dalam Negeri untuk Wabah PMK
Saat ini terdapat 21 Provinsi dan 264 kabupaten/kota yang terdapat kasus PMK.
Zona merah di antaranya Provinsi Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Sedangkan zona kuning yaitu provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Vaksinasi juga diprioritaskan pada wilayah zona hijau penyebaran PMK.
Selain upaya vaksinasi, pemerintah juga memberikan pengobatan dan vitamin bagi hewan yang memiliki gejala klinis PMK.
Baca juga: Pemerintah Upayakan Pengembangan Vaksin Dalam Negeri untuk Wabah PMK
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 19 Juli 2022 vaksinasi PMK sudah dilakukan ke 555.422 ekor sapi.
Untuk melakukan vaksinasi, pemerintah juga mengimpor sejumlah vaksin dari empat negara yaitu dari Perancis, China, Brasil dan Argentina.
Selain melakukan impor vaksin, Wiku juga menyebut pemerintah sedang mengembangkan vaksin buatan Indonesia sebagai upaya mengendalikan wabah yang menyerang hewan berkuku belah itu.
"Hingga saat ini pemerintah juga terus berupaya mengembangkan vaksin PMK buatan dalam negeri untuk memenuhi keperluan penanganan dan kontrol PMK di Indonesia," papar Wiku.
Hingga saat ini, kasus PMK di Indonesia mencapai total 402.504.
Baca juga: Stok Vaksin Terbatas, Vaksinasi PMK Tak Sampai ke Kawasan Kepulauan Sumenep
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari angka kumulatif kasus tersebut, 165.584 hewan terpapar dinyatakan sembuh.
Sedangkan kasus PMK yang belum sembuh mencapai 229.790 ekor, mati 2.804 ekor dan potong bersyarat mencapai 4.436 ekor.
Dari jumlah kasus tersebut, mayoritas hewan terpapar adalah sapi sebanyak 389.038 ekor, 9.455 kerbau, 1.302 domba, 2.772 kambing dan 47 babi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.