Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Global Naik karena Subvarian Omicron BA.2, Menkes: Tapi Kita Enggak...

Kompas.com - 22/03/2022, 17:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, meski kasus Covid-19 global meningkat, namun di Indonesia justru menurun.

Menurut dia, peningkatan kasus Covid-19 global itu disebabkan masuknya subvarian Omicron BA.2 ditambah dengan kebijakan pelonggaran protokol kesehatan.

"Itu naik secara global karena negara-negara itu kena subvarian baru namanya BA.2 sehingga naik. Terutama di negara-negara Eropa kalau mereka terburu-buru mengendorkan prokes," kata Budi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2022).

"Kita cek Indonesia sudah kena belum, BA.2 termasuk, sudah. Dan sudah cukup lama sejak awal Januari. Tapi kita enggak naik (kasus Covid-19)," sambungnya.

Baca juga: Fakta Seputar Subvarian Omicron BA.2: Terdeteksi di 19 Provinsi, Lebih Cepat Menular hingga Kurangi Efektivitas Vaksin

Dia melanjutkan, kasus Covid-19 tidak mengalami peningkatan di Indonesia juga disebabkan terus digenjotnya vaksinasi.

Ia pun mencontohkan negara India yang dinilai juga tidak mengalami kenaikan kasus meski masuk subvarian Omicron BA.2.

Negara itu disebut masih memiliki kekebalan imun yang tinggi karena vaksinasi yang baru dilaksanakan.

"Sama seperti India, karena vaksinasi kita baru digenjot itu kan baru bulan September. Jadi kekebalannya masih tinggi," klaim Budi.

Baca juga: Waspadai Subvarian Omicron BA.2, Kemenkes: Kami Tidak Menakut-nakuti Masyarakat

Namun, Budi mengingatkan semua pihak agar terus menerapkan protokol kesehatan.

Ada dua antisipasi yang diminta dilakukan semua pihak untuk menghadapi BA.2.

"Cuma dua. Satu masker tetap dipakai, itu yang paling sangat membantu. Kedua, percepat vaksinasi terutama lansia," pungkasnya.

Sebelumnya, kasus harian Covid-19 di berbagai negara dunia dilaporkan kembali mengalami peningkatan, termasuk di China, Korea Selatan, dan Israel.

Baca juga: Update Corona Global 20 Maret 2022: Kematian Pertama di China dalam Lebih dari 1 Tahun

Menanggapi kenaikan kasus infeksi virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kondisi itu disebabkan karena berbagai faktor.

Salah satunya adalah banyaknya kesalahan informasi atau misinformasi yang tersebar di tengah masyarakat, terkait dengan Covid-19 varian Omicron.

"Kami memiliki banyak informasi yang salah di luar sana. Informasi yang salah bahwa Omicron ringan. Informasi yang salah bahwa pandemi telah berakhir," papar Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove dilansir dari Live Mint, Minggu (20/3/2022).

"Informasi yang salah bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani. Ini (misinformasi) benar-benar menyebabkan banyak kebingungan (di tengah masyarakat)," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com