Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Ganjar Raih Tiket Capres dari PDI-P, Disindir Puan hingga Dianggap Sok Pintar

Kompas.com - Diperbarui 17/02/2022, 12:05 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi satu dari sejumlah sosok yang digadang-gadang mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Dalam berbagai survei, nama Ganjar selalu menduduki tiga besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi.

Namun demikian, jalan Ganjar menuju panggung Pilpres 2024 nampaknya tak akan mulus. Sebab, disinyalir dia bakal bersaing dengan sesama kader PDI-P, Puan Maharani.

Rivalitas keduanya tak sekali dua kali saja dimunculkan ke publik. Dalam sejumlah kesempatan, Puan seolah memberikan sindiran ke Ganjar.

Baca juga: Drama Puan Maharani Vs Ganjar Pranowo, Siapa Lebih Diuntungkan?

Meski elektabilitas Ganjar dalam berbagai survei jauh mengungguli Puan, mungkinkah tiket PDI-P di Pilpres 2024 diberikan untuk Gubernur Jawa Tengah itu?

Sindiran-sindiran Puan

Terbaru, Puan mengungkapkan kekesalannya karena ada gubernur yang tidak menyambut saat dia turun ke daerah. Puan mengaku heran kenapa ada gubernur yang tak menyambutnya, padahal ia seorang ketua DPR.

"Begitu saya datang, enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebanggaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Manado, Rabu (9/2/2022),

Puan tidak menyebut nama gubernur yang dimaksud. Namun, ia membandingkan sikap gubernur itu dengan sikap kader-kader PDI-P di Sulawesi Utara yang menyambutnya.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," lanjutnya.

Baca juga: Nasdem Pertimbangkan Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil untuk Diusung jadi Capres

Merespons hal ini, mantan Wali Kota Solo sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkap bahwa sosok gubernur yang disindir oleh Puan adalah Ganjar Pranowo.

Karena jika pernyataan putri Megawati Soekarnoputri itu ditujukan untuk daerah pemilihan, maka gubernur yang dimaksud adalah Ganjar.

Puan merupakan Ketua DPR RI dari Fraksi PDI-P Daerah Pemilihan (Dapil) V Jawa Tengah.

"Kalau daerahnya (pemilihan) Mbak Puan Dapil V, ya Gubernur Pak Ganjar, apa Khofifah ya tidak mungkinlah," kata Rudy dihubungi wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/2/2022).

Sementara, dengan santai Ganjar menyatakan, akan jadi orang terdepan untuk menyambut Puan jika nanti Ketua DPP PDI-P itu berkunjung ke Jateng.

"Siap, nanti kalau (Puan Maharani) ke Jawa Tengah, saya sambut paling depan," kata Ganjar yang lantas tertawa, Minggu (13/2/2022), seperti ditayangkan Kompas TV.

Baca juga: Digadang Jadi Capres, Elektabilitas Puan, Airlangga, dan Muhaimin di Jabar Tak Sampai 1 Persen

Sebelum itu, pada Mei 2021, Ganjar tak diundang dalam rangkaian acara HUT PDI-P di Semarang yang dihadiri oleh Puan.

Dalam acara yang tak mengikutsertakan Ganjar tersebut, Puan juga menyinggung sosok pemimpin yang hanya tampil di media sosial yang ia nilai tidak layak menjadi capres.

Terkait hal itu, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto bahkan sempat terang-terangan mengatakan bahwa tidak diundangnya Ganjar di acara PDI-P adalah karena dia berambisi maju di Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: Sindiran Puan Maharani, Jawaban Ganjar Pranowo, dan Rivalitas Menuju Pilpres 2024

Kala itu, Ganjar membantah dirinya berkonflik dengan Puan. Ia mengaku menghormati Puan, bahkan menyebutnya sebagai "komandan tempur" yang membuatnya bisa di Pilkada.

"Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar, Jumat (28/5/2021).

Adu elektabilitas

Survei berbagai lembaga umumnya menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar tembus 20 persen. Namanya bersaing ketat dengan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Sementara Puan, umumnya hanya berada pada 10 besar tokoh dengan elektabilitas tinggi. Namun, elektabilitasnya tak melebihi 3 persen.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia 9 Januari 2022 misalnya, menempatkan Prabowo Subianto sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi yakni 24,1 persen.

Disusul oleh Ganjar (20,8 persen) dan Anies (15,1 persen). Sementara, Puan harus puas di urutan ke-9 dengan perolehan 1,8 persen.

Kemudian, survei Charta Politika yang dirilis 20 Desember 2021 memperlihatkan, elektabilitas Ganjar paling tinggi mencapai 25,8 persen.

Di posisi kedua ada Prabowo (22,3 persen), lalu Anies (17 persen). Puan lagi-lagi jauh tertinggal di urutan 13 dengan elektabilitas 0,8 persen.

Masih mengacu survei yang sama, jika dikerucutkan ke 10 nama, Ganjar masih menempati urutan pertama dengan elektabilitas 28,2 persen.

Disusul Prabowo (23,8 persen), lalu Anies (19,6 persen). Sementara Puan di urutan ke-9 dengan elektabilitas 1,1 persen.

Tiket untuk Ganjar

Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno memprediksi, pada akhirnya PDI-P akan mengusung Ganjar sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Sebab, hingga kini elektabilitas Ganjar jauh mengungguli Puan.

Besar risiko bagi PDI-P jika akhirnya nekat mengusung Puan sebagai calon presiden.

Baca juga: Menakar Elektabilitas Ganjar Pranowo Pasca-insiden Wadas, Berpotensi Merosot?

"Saya membaca jelang pendaftaran KPU kalau memang (elektabilitas) Puan nggak signifikan, Ganjar terus mendapatkan respons positif dari publik, kok rasa-rasanya PDI-P itu akan memilih Ganjar untuk diusung sebagai kandidat capres," kata Adi.

"Perjudian yang cukup berisiko tentunya bagi PDI-P mengusung calon seperti Puan yang elektabilitasnya nggak kuat, dia nggak punya pasar politik. Maka, pilihan realistisnya tentu adalah Ganjar Pranowo," lanjut dia.

Lain halnya jika dalam 1-2 tahun ini elektabilitas Puan melejit menembus angka 10 persen. Maka, hal ini bisa menjadi pertimbangan PDI-P untuk menjagokan Puan.

Baca juga: Puan Kesal Tak Disambut, Ini Daftar Gubernur dari PDI Perjuangan

Namun, melihat upaya Puan mendongkrak elektabilitas melalui baliho, pembagian sembako, dan lainnya dalam 1,5 tahun terakhir, Adi pesmistis elektabilitas Ketua DPP PDI-P itu akan meningkat signifikan.

"Ini sudah hampir 1,5 tahun (Puan) sudah 'perang darat' dan 'perang udara' sudah maksimal, tapi kok nggak dapet respons positif. Beda dengan Ganjar yang elektabilitasnya terus naik perlahan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com