Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendekatan Dialogis Diharapkan Jadi Kunci Penyelesaian di Wadas

Kompas.com - 10/02/2022, 07:35 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian perlu melakukan pendekatan dialogis dalam menghadapi masyarakat yang melakukan unjuk rasa, seperti yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Tindakan represif yang berujung pada penangkapan 64 warga yang diduga melakukan tindakan provokatif, seharusnya dapat dihindari apabila polisi dapat mengedapankan cara-cara persuasif dan dialogis dalam mengamankan kegiatan yang hendak dilakukan.

Terlebih, dalam kegiatan yang berlangsung di Wadas, polisi sebenarnya ditugaskan untuk mengamankan kegiatan pengukuran lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Wadas, yang menjadi proyek strategis nasional itu.

"Kami tentunya prihatin terhadap masalah tersebut. Kami imbau aparat kepolisian untuk mengedapankan langkah persuasif dan humanis," ucap Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: KSP: Perlu Verivikasi Fakta Lapangan Soal Peristiwa Wadas, Tidak Hanya Berdasarkan Medsos

"Kita minta kepada pemerintah untuk melakukan dialog-dialog sehingga kemudian tidak terjadi konflik yang merugikan semua pihak," imbuhnya.

Senada, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar berharap agar jangan ada lagi situasi panas yang terjadi di lapangan, sehingga memungkinkan terjadinya bentrok antara warga dan aparat yang bertugas.

"Saya sudah WA (WhatsApp) Pak Kapolri untuk dilakukan dengan mengedepankan penyadaran dan dialog kepada warga yang masih menolak," kata Muhaimin.

Sementara itu, anggota Komisi III Taufik Basari mengatakan, polisi seharusnya dapat menjaga warga agar dapat merasa aman dan tidak diliputi rasa takut. Upaya represif yang dilakukan aparat keamanan yang bertugas justru dinilai tidak sejalan dengan program Presisi yang diusung Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

"Karena itu dialog dan langkah persuasif yang harusnya dikedepankan," ujar Taufik.

Baca juga: Ancaman Kerusakan Lingkungan hingga Hilangnya Mata Pencaharian Warga Wadas karena Proyek Bendungan

Ia pun berharap agar polisi dapat melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat untuk membantu mereka dalam melaksanakan tugas di lapangan serta memulihkan keadaan.

Upaya membangun dialog, di sisi lain, juga diserukan oleh Wakil Ketua Komisi V Muhammad Arwani Thomafi. Menurut dia, pendekatan dialogis harus terus dilakukan pemerintah di dalam setiap pembangunan proyek infrastruktur.

"Pada prinsipnya, setiap pembangunan proyek infrastruktur harus mengedepankan dialog secara inklusif dengan seluruh stakeholder, termasuk warga masyarakat," kata Arwani saat dihubungi.

Bukan tanpa alasan, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu melihat, peristiwa di Wadas justru dapat menjadi preseden buruk dalam pelaksanaan proyek infrastruktur nasional.

Sebab, ia menilai penangkapan dan intimidasi polisi menjadi gambaran bahwa pendekatan humanis tak dikedepankan.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mengedepankan dialog dan menghindari tindakan represif," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com