Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Vaksin Merah Putih Diproduksi Juni 2022

Kompas.com - 29/01/2022, 11:43 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, vaksin Covid-19 Merah Putih dapat diproduksi pada Juni 2022.

Sehingga vaksin buatan dalam negeri itu nantinya segera bisa digunakan untuk mendukung ketersediaan vaksin Covid-19 di Tanah Air.

"Ada juga vaksin buatan dalam negeri Merah Putih . Itu nanti pada bulan Juni tahun ini sudah produksi," ujar Luhut ketika memberikan paparan pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia sebagaimana dilansir dari tayangan YouTube Yakoma PGI, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Pemerintah Akan Buat Pusat Riset Vaksin di Bali, Kerja Sama Dengan Merck hingga Pfizer

Luhut juga mengungkapkan, pemerintah akan membuat research center atau pusat riset vaksin Covid-19 yang akan berlokasi di Bali.

Dalam pengembangannya pemerintah akan bekerjasama dengan sejumlah perusahaan farmasi dunia seperti Merck, Pfizer dan Cansino.

"Yang jelas di Bali kami akan membuat research center untuk vaksin. Nah itu bekerja sama ada dengan Merck, ada dengan Pfizer dan juga dengan Cansino," katanya.

Dalam kesempatan itu, Luhut pun mengungkapkan banyak ahli di bidang kesehatan, epidemiologi serta farmasi di Indonesia yang memiliki kemampuan baik.

Luhut mengakui bahwa selama ini mereka kurang diberdayakan oleh negara.

Baca juga: Percepat Produksi Vaksin Merah Putih, BRIN Bangun Fasilitas Uji Standar GMP

"Saya setelah menangani Covid-19 ini saya baru sadar betul bahwa ahli-ahli kita ini jago-jago-jago, hebat-hebat. Hanya selama ini kurang kita berdayakan. Selama ini kita pikir orang asing lebih hebat," tuturnya.

"Kalau Bapak Ibu lihat, saksikan berapa negara yang seperti Indonesia ini dalam penanganan Covid-19 yang begitu kompleks. Indonesia salah satu yang terbaik, kenapa ? Karena saya dengerin juga pendapat ahli itu dan saya katakan pada anda bahwa pandangan mereka sangat berbasis kuat dari keilmuan," tambahnya.

Sebelumnya, Peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, bahwa pengembangan vaksin Merah Putih masih berjalan.

Hal itu diungkapkan oleh pelaksana tugas (Plt) Kepala PRBM Eijkman Wien Kusharyoto dalam diskusi virtual bertajuk Riset Pengembangan Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Pulih Bersama Bangkit Perkasa pada Rabu, (26/1/2022).

"Riset vaksin Merah Putih masih berjalan, yang berbasis sel ragi atau yeast dalam proses pengembangan lebih lanjut. Tingkat produksinya juga sudah sesuai dengan yang disyaratkan pihak industri," papar Wien sembari menjelaskan perkembangan vaksin Merah Putih.

Baca juga: Peneliti PRBM Eijkman Sebut Riset Vaksin Merah Putih Masih Berjalan untuk Segera Diproduksi

Kini, riset tersebut sudah dalam tahap hilirisasi oleh mitra industri dan dalam waktu dekat vaksin Merah Putih diharapkan sudah bisa masuk uji pra-klinik maupun uji klinik.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti di PRBM Eijkman BRIN, Tedjo Sasmono membenarkan bahwa para peneliti telah menggunakan platform vaksin berbasis protein atau protein based, yakni protein rekombinan dari ragi maupun sel mamalia.

"Kami menggunakan protein spike dari virus SARS-CoV-2, mencoba memproduksi protein tersebut secara in vitro di tabung menggunakan sel mamalia atau yeast (ragi)," terang Tedjo.

Adapun seed (bibit) vaksin Merah Putih berhasil mengekspresikan protein Receptor Binding Domain (RBD) di ragi pada skala bioreaktor, dan menghasilkan protein RBD-Delta dengan konsentrasi ragi yang tinggi serta diklaim mudah dipurifikasi atau dimurnikan.

Baca juga: BRIN Ungkap Masalah Pengembangan Vaksin Merah Putih

Di samping itu, tim peneliti PRBM Eijkman juga sudah mengarakterisasi bibit vaksin yang meliputi kestabilan genetik, uji fungsi dan antigenisitas maupun uji imunogenisitas pada hewan dengan hasil yang cukup baik.

"Data awal telah disetujui oleh mitra industri dan peneliti lain dan akhirnya dianggap bahwa seed tersebut sudah memenuhi standar industri, dan sekarang seed kami sudah ada di Bio Farma," ujar Tedjo.

Di sisi lain, penelitian vaksin menggunakan rekombinan sel mamalia juga masih dalam tahap penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com