JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menyinggung kondisi kinerja badan usaha milik negara (BUMN). Kali ini yang disinggung adalah keberadaan BUMN bidang pariwisata.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada peluncuran holding BUMN Pariwisata InJourney di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB, Kamis (13/1/2022).
"Kita lihat yang lalu-lalu, BUMN-BUMN beserta anak dan cucunya ini berjalan sendiri-sendiri, tidak terkonsolidasi, sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah," ujar Jokowi dalam sambutan yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden itu.
"Belum lagi soal manajemen, pengelolaan manajemen yang kalah jauh, kalah jauh sekali dengan perusahaan-perusahaan swasta. Padahal, asetnya ini bagus-bagus kalau saya lihat, asetnya bagus-bagus, dengan lokasi-lokasi strategis yang premium, tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik," lanjutnya menyinggung aset wisata Indonesia.
Baca juga: Potensi Aset Holding BUMN Pariwisata InJourney Rp 260 Triliun, Jokowi: Saya Catat
Menurut Jokowi, sejak tujuh tahun lalu dirinya telah berulang kali meminta agar ada konsolidasi dan restrukturisasi BUMN bidang pariwisata.
Sebab, jika BUMN sudah terintegrasi dalam satu holding, Presiden berharap akan menjadi sebuah kekuatan besar.
Jokowi mengungkapkan, setelah adanya holding BUMN pariwisata ini akan muncul potensi aset sebesar Rp 260 triliun pada 2024.
Dirinya meminta Kementerian BUMN berhati-hati terhadap potensi ini.
"Tadi disampaikan oleh Pak Menteri Erick (Menteri BUMN Erick Thohir), di 2024 akan muncul aset, berapa? Rp 260-an triliun. Hati-hati saya catat," tegasnya.
"Saya ingin mengingatkan bahwa holdingisasi ini harus membuat holding BUMN pariwisata menjadi gesit dan lincah serta profesional. Karena kunci ini, membuat tata kelola menjadi lebih efisien dan lebih simpel dan sederhana," lanjut Jokowi.
Dia menekankan jangan sampai ke depannya justru muncul keribetan-keribetan baru atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru.
Presiden menegaskan, kunci untuk bergerak lebih maju adalah perbaikan manajemen karena potensi pariwisata masih terbuka lebar.
Baca juga: Resmikan Holding BUMN, Jokowi Minta Selesaikan Penghambat Kemajuan Pariwisata
Jokowi menuturkan, potensi pasar pariwisata domestik sangat besar. Mengacu pada data yang diungkap Erick Thohir, Jokowi menyebutkan perjalanan domestik bisa mencapai 330 juta.
"Ini potensi yang besar sekali, jangan diambil oleh negara lain. Masih jauh sekali dengan wisatawan mancanegara yang mencapai hanya 17 juta perjalanan, meskipun ini juga penting," tegas Jokowi.
"Pada 2022, kita akan menjadi tuan rumah acara-acara yang berskala internasional. Maret ada MotoGP, nanti November ada G20, dan event-event besar lainnya yang mengarahkan dunia kepada Indonesia. Karena itu, momen emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya," tuturnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.