JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, pembentukan holding BUMN pariwisata InJourney akan memunculkan potensi aset senilai Rp 260 triliun pada 2024.
Jokowi meminta agar kementerian terkait berhati-hati dalam pengelolaan potensi aset ini.
"Tadi disampaikan oleh Pak Menteri Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) di 2024 akan muncul aset, berapa? Rp 260-an triliun. Hati-hati saya catat," ujar Jokowi saat peresmian InJourney di Mandalika, Nusa Tenggara Barat yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (13/1/2022).
Presiden menuturkan, penataan BUMN pariwisata ini adalah keharusan.
Baca juga: Jokowi Luncurkan Holding BUMN Pariwisata InJourney
Karena selama dia melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata dan pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir.
Bidang usahanya pun beragam mulai dari penerbangan, pelayanan bandara, hotel, atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, sampai ke retail.
"Tapi yang kita lihat yang lalu-lalu, BUMN-BUMN beserta anak dan cucunya ini berjalan sendiri-sendiri, tidak terkonsolidasi, sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah," ungkap Jokowi.
"Kalau ini nanti kita konsolidasikan dalam holding ini, akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil, kecil, kecil tadi berjalan sendiri-sendiri, tidak terintegrasi, tidak terhubung satu sama yang lain, karena memang sudah memang jalan sendiri-sendiri," lanjutnya.
Baca juga: Tanpa Garuda dan ITDC, Ini Anggota Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung
Belum lagi, kata Jokowi, soal pengelolaan manajemen BUMN yang kalah jauh dengan perusahaan-perusahaan swasta.
Menurutnya sangat disayangkan aset-aset yang strategis dan premium tidak dikelola dengan manajemen yang baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.