"Kesimpulannya memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya," sambungnya.
Budi juga mengatakan, dari sisi surveilans, positivity rate untuk kedatangan luar negeri tercatat 13 persen.
Baca juga: Penularan Omicron Makin Meluas, Jakarta Disebut Akan Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19
Angka tersebut, kata dia, sangat tinggi dibandingkan positivity rate untuk transmisi lokal yaitu hanya 0,2 persen.
"Jadi positivity rate kedatangan dari luar negeri 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan positivity rate transmisi lokal," ujarnya.
Berdasarkan data tersebut, kata Budi, pemerintah menyimpulkan sebagian besar kasus positif Covid-19 disebabkan oleh kedatangan luar negeri.
Saat ini, kata dia, pelaku perjalanan luar negeri yang paling banyak tiba di Indonesia bukan dari Turki tetapi Arab Saudi.
"Dan negara-negara yang paling tinggi sekarang bergeser pertama adalah Arab Saudi, kedua Turki, ketiga Amerika Serikat, dan yang keempat adalah Uni Emirat Arab," ucap dia.
Budi meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi gelombang Omicron karena pemerintah jauh lebih siap dari periode sebelumnya.
"Tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi mengatakan, penularan Covid-19 akibat varian Omicron akan lebih tinggi dibandingkan varian Delta.
Namun, kata dia, pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit akan jauh lebih sedikit dibanding periode lonjakan kasus Covid-19 dari varian Delta.
"Kami ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa memang kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta tetapi yang dirawat jauh lebih sedikit," kata Budi.
Oleh sebab itu, Budi mengatakan, pihaknya menggeser fokus perawatan pasien yang sebelumnya di rumah sakit menjadi ke rumah.
Alasannya, sebagian besar masyarakat yang terpapar varian Omicron mengalami gejala ringan dan sedang.
Baca juga: Kemenkes Fokuskan Pasien Omicron Dirawat di Rumah, Tak Perlu ke Rumah Sakit
"Jadi kesimpulannya, memang walaupun omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya," ujarnya.
Budi mengatakan, pihaknya kembali memastikan kerja sama dengan 17 platform telemedicine atau layanan konsultasi kesehatan agar pasien yang menjalani perawatan di rumah dapat mengakses obat-obatan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan satu perusahaan di bidang logistik dan Kimia Farma untuk kebutuhan obat-obatan.
"Sebagai infomasi 400.000 tablet Molnupiravir yaitu obat anti-virus yang baru dari merck sudah tiba di Indonesia dan sudah siap digunakan," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.