JAKARTA, KOMPAS.com - Peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBM Eijkman) menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBM Eijkman) di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diprediksi kontraproduktif.
Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) menyebut beberapa pelemahan yang terjadi terhadap Eijkman imbas peleburan ke BRIN yang diterapkan tanpa kebijakan transisi dengan waktu dan informasi yang memadai.
"Hal ini menyebabkan diskontinuitas sebuah tim riset kelas dunia yang solid," ungkap ALMI dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Anggota DPR Khawatirkan Intervensi Politik
"Tim ini tidak hanya terdiri dari sumber daya manusia (SDM) ilmuwan yang berkualifikasi S3, tetapi juga tenaga laboran, teknisi, dan tenaga lain yang saling mendukung," lanjut mereka.
Peleburan ini juga berpotensi menghapus infrastruktur kelembagaan LBM Eijkman yang telah membangun dan menerapkan salah satu kultur akademik yang dianggap terbaik di Indonesia.
Di samping itu, peleburan ini berdampak pada penghidupan sebagian SDM yang selama ini merupakan inti kerja-kerja penelitian LBM Eijkman.
"Birokrasi dan peraturan yang saat ini menaungi PRBM Eijkman di BRIN berpotensi membatasi ruang gerak untuk mencapai misi dan visi menjadi lembaga penelitian biologi molekuler terkemuka di dunia yang mempunyai kontribusi langsung pada kebijakan di dalam dan luar negeri," jelas ALMI.
Baca juga: Anggota DPR: Peleburan Eijkman ke BRIN Jangan sampai Hambat Penelitian Vaksin Merah Putih
Di sisi lain, sedikitnya sudah 113 tenaga non-PNS, baik peneliti maupun nonpeneliti, di LBM Eijkman yang terpaksa angkat kaki karena kontrak mereka tidak diperpanjang usai peleburan ke BRIN.
Dari 113 tenaga itu, 71 di antaranya merupakan periset.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.