Jauh sebelum kapal tenggelam, Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian mengungkapkan kekhawatirannya atas rencana pemerintah yang akan mendatangkan kapal selam bekas.
Pesan tersebut disampaikan Heri kepada watawan Harian Kompas pada 2020, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Minggu (25/4/2021).
Menurut Heri saat itu, yang dibutuhkan TNI AL, khususnya Korps Hiu Kencana, yakni kapal selam yang mumpuni dan memiliki kemampuan bertempur.
Heri juga sempat menyinggung kapal selam buatan PT PAL (Persero) yang dianggap tidak memuaskan serta overhaul KRI Nanggala-402 yang terus tertunda pada tahun 2020, padahal kapal selam itu harus terus disiapkan.
Baca juga: Penyebab Pasti Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Masih Menjadi Misteri
Melihat situasi tersebut, Heri pun berharap para pembuat keputusan benar-benar memikirkan TNI dan prajuritnya.
Bukan hanya "asal bapak senang" demi pangkat dan kursi enak atau keuntungan material.
Ia juga sempat menceritakan tentang korban-korban yang jatuh akibat alutsista yang buruk.
Bahkan, menurut cerita Heri kepada Kompas, ada perwira yang justru dipersulit atasannya karena melaporkan buruknya kapal selam buatan PT PAL.
"Sama media, gue berharap, beritakan yang sebenarnya," ucap Heri ketika itu kepada Kompas.
Baca juga: Update Evakuasi KRI Nanggala-402, Ini Bagian Kapal yang Berhasil Diangkat
Adapun percakapan keluh-kesah Heri ini dicurahkannya kepada seorang wartawan Harian Kompas, Edna C Pattisina yang mengenal dekat pria yang menjadi komandan KRI Nanggala-402 sejak 3 April 2020 tersebut.
Belakangan, Heri mengaku sedikit bisa bernapas lega lantaran isu pembelian kapal selam bekas yang sangat tua tak berlanjut.
Ia juga mengapresiasi orang-orang di Kementerian Pertahanan dan TNI AL yang terus berkomitmen untuk TNI AL dan Korps Hiu Kencana untuk lebih baik lagi.
"Mereka berani mengatakan yang sebenarnya," ujar Heri.
Modernisasi
Peristiwa tenggelamnya Nanggala-402 pun menyisakan pelajaran berharga terkait penggunaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut modernisasi alutsista bersifat mendesak.
"Sekarang mendesak, kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi dan kami yakin, saya yakin, bahwa dalam waktu dekat kelengkapan kita bisa modernisasi untuk tiga matra, darat laut, dan udara," ujar Prabowo dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Apa Itu Internal Solitary Wave, Faktor Alam Terkait KRI Nanggala-402?
Prabowo mengungkapkan, pemerintah dan TNI saat ini tengah merumuskan pengelolaan dan pengadaan alutsista agar bisa berjalan lebih tertib dan efisien.
Kendati situasi membutuhkan pengadaan alutsista baru, Prabowo meyakini Indonesia tetap memerlukan proses peremajaan.
Sejauh ini, menurut Prabowo, banyak alutsista yang terpaksa tetap digunakan dan belum bisa dimodernisasi dengan pertimbangan lebih mengutamakan pembangunan kesejahteraan masyarakat.