Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ilmuwan WHO Sebut Vaksinasi Dapat Membentuk Herd Immunity secara Aman

Kompas.com - 21/10/2021, 14:18 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Ilmuwan World Health Organization (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, vaksinasi dapat membentuk imunitas dan herd immunity atau kekebalan kelompok secara aman.

“Vaksinasi merupakan pilihan yang lebih baik daripada melalui infeksi alami, karena akan membutuhkan biaya dan manusia yang banyak,” jelasnya, dalam sesi wawancara pada program Science in 5 WHO Episode 1 di laman Who.int, Jumat (20/8/2020).

Untuk mencapai herd immunity, Soumya mengimbau kepada masyarakat agar membantu memperlambat penularan, mengendalikan, dan menahannya dengan langkah-langkah sosial seperti jaga jarak fisik, memakai masker saat berada di tempat ramai, serta sering mencuci tangan.

Adapun tiga langkah sosial tersebut sejalan dengan upaya yang terus digencarkan pemerintah Indonesia, yaitu menerapkan aturan 6M di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Baca juga: Bukan 5M, Kabupaten Bekasi Cegah Penularan Covid-19 dengan 6M

Sejak awal pandemi, pemerintah senantiasa mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) agar menjadi sebuah kebiasaan baru di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun.

“Pemerintah (suatu negara) juga dapat mendeteksi dan mendiagnosis, atau mengisolasi masyarakatnya, kemudian menguji kontak dan melakukan karantina. Ini adalah langkah-langkah yang telah terbukti berhasil," ujar Soumya.

Ia mengaku, langkah deteksi hingga karantina tersebut memang membutuhkan kerja keras dan sulit untuk diterapkan. Akan tetapi, hal ini layak dilakukan untuk menyelamatkan nyawa banyak orang.

“Sampai saat kami memiliki obat-obatan yang lebih efektif untuk mengobati penyakit virus SARS-CoV-2. Tentu saja, vaksin adalah yang paling aman dan efektif,” ujar Soumya.

Butuh 60-70 persen populasi divaksinasi

Pada kesempatan tersebut, Soumya mengatakan, dibutuhkan setidaknya 60 hingga 70 persen dari populasi untuk memiliki kekebalan agar dapat memutus rantai penularan Covid-19.

“Sebab, virus SARS-CoV-2 adalah virus yang sangat mudah menular. Jika hal ini dibiarkan terjadi secara alami atau menunggu virus hilang dengan sendirinya maka akan memakan waktu lama,” imbuhnya.

Tak hanya itu, kata Soumya, dampak terburuk dari virus SARS-CoV-2 akan menyebabkan banyak kerusakan lain.

Bahkan, apabila satu persen orang yang terinfeksi dan pada akhirnya meninggal dunia, maka ini bisa bertambah menjadi sejumlah besar orang jika dilihat berdasarkan populasi global.

Baca juga: 7 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Corona, Begini Tatalaksana Vaksinasi Covid-19 ODGJ

Menurut Soumya, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pandemi virus SARS-CoV-2 adalah dengan melakukan vaksinasi Covid-19.

Sebab, vaksin dapat meredam virus SARS-CoV-2 sehingga akan menciptakan herd immunity.

Dilansir dari Who.int, WHO mengungkapkan, kekebalan kelompok yang juga dikenal sebagai kekebalan populasi adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi. Artinya, suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika ambang cakupan imunisasi tercapai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com